12 Februari 2008

Pemanasan Global Ancam Kepunahan Penguin Raja


WASHINGTON, SELASA - Dampak pemanasan global membuat penguin kehilangan habitat dan sumber kehidupannya. Penguin yang hidup dari memangsa ikan dan cumi-cumi di ujung utara Kutub Selatan (Antartika) terancam terus berkurang karena pasokan pangan mereka menurun seiring menghangatnya laut.

Penguin raja, spesies terbesar kedua setelah setelah penguin emperor, berada pada urutan atas rantai makanan di lingkungan hidup mereka di sub-Antartika. Spesies tersebut hidup dengan memangsa ikan kecil serta cumi-cumi dan bukan dari memangsa sejenis tiram, hewan laut berkulit keras yang disukai mamalia laut tersebut.

Kondisi itu membuat penguin raja menjadi petunjuk yang baik mengenai perubahan dalam ekosistem mereka. Demikian laporan para ilmuwan yang diterbitkan di dalam Proceedings of the National Academy of Sciences edisi Februari 2008.

Para ilmuwan CNRS Institut Pluridisciplinaire Hubert Curien di Strasbourg, Perancis, mempelajari penguin raja di Possession Island di bagian selatan Samudra Hindia selama sembilan tahun. Mereka mendapati bahwa tingginya temperatur permukaan laut di daerah tempat penguin itu menghabiskan musim dingin mengurangi banyak mangsa laut mereka yang tersedia, yang pada gilirannya mengurangi angka kelangsungan hidup penguin raja dewasa.

Studi mereka menemukan kemerosotan sembilan persen populasi penguin dewasa untuk setiap 0,26 derajat Celsius pemanasan permukaan air laut. Itu berarti, penguin tersebut dapat menghadapi resiko lebih besar dalam skenario pemanasan global saat ini, yang meramalkan peningkatan 0,2 derajat Celsius pemanasan permukaan air laut setiap dasawarsa selama 20 tahun mendatang.(ANT/WAH)
sumber, Kompas 12 Februari 2008

09 Januari 2008

Empat Spesies Penguin Terancam Punah


Penguin Adelie


Penguin Emperor


Penguin Chinstrap


Penguin Gentoo


JAKARTA, RABU - Penguin adalah satwa yang kini harus berjuang mempertahankan hidup saat lapisan es di kutub utara semakain menysusut akibat pemanasan global. Bahkan, ringkasan penelitian terakhir yang dirilis WWF International menyatakan bahwa empat spesies penguin yang hidup di Antartika terancam punah.

Pemanasan global telah menyebabkan hilangnya lahan paling berharga bagi penguin untuk membesarkan keturunnya. Ancaman kepunahan juga dipicu menurunnya sumber makanan akibta perubahan iklim kutub..

"Kelihatannya binatang kutub ini akan harus menghadapi perjuangan keras yang ekstrem untuk beradaptasi pada perubahan iklim yang tidak bisa diramal,"kata Deputi direktur Program Perubahan Iklim Global WWF Anna Reynolds, belum lama ini.

Semenanjung Antartika memanas lima kali lebih cepat daripada rata-rata pemanasan global. Samudera di bagian selatan sudah dihangatkan sampai kedalaman 3.000 meter.

Area lautan es sudah berkurang 40 persen dari ukurannya sejak 26 tahun lalu. Penurunan ini membuat jumlah udang juga berkurang dan sumber utama makanan

Penguin chinstrap di beberapa koloni berkurang sebanyak 30-66 persen dan membuat penguin muda makin sulit untuk bertahan hidup. Cerita yang sama juga terjadi pada Penguin Gentoo yang sangat tergantung dari stok udang yang terlalu banyak diambil manusia.

Penguin Emperor, penguin terbesar di dunia juga sudah semakin berkurang ukurannya sejak setengah abad lalu. Suhu musim dingin yang lebih hangat membuat penguin ini harus bertahan dalam area es yang lebih tipis. Sudah sejak lama, lautan es mencair lebih dini sehingga banyak telur tak bisa bertahan untuk segera menetas dan menjadi penguin Emperor.

Sementara itu di pantai barat laut Semenanjung Antartika, pemanasan terjadi paling dramatis. Populasi penguin Adelie sudah turun 65 persen melewati 25 tahun terakhir.

"Tidak hanya karena makanan yang semakin jarang karena hilangnya lautan es, tetapi karena sepupunya penguin Chinstrap dan Gentoo yang menyukai panas menginvasi area ini," kata Reynolds.
sumber, Kompas 9 Januari 2008