Tampilkan postingan dengan label diariku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label diariku. Tampilkan semua postingan

21 April 2008

21 April 2008, Kertas

1 Langkah lagi dalam hidupku...
beraksi buat turunin suhu bumi.
Terobosan besar buat penulisan skripsiku ini, dosen pembimbingku ternyata juga merupakan salah satu dari manusia di bumi yang cinta dan peduli dengan bumi. Hebat...

Seluruh pra laporan skrispiku tidak menggunakan kertas sebagai medianya, tetapi menggunakan data file yang tersimpan dalam sebuah flash disk untuk konsultasi revisi. Berapa banyak kertas yang sudah terhemat... Senang rasanya. Coba kalian bayangkan jika setiap konsultasi ada kesalahan penulisan yang salah pada lembar pra laporan skrispiku, aku harus mencetak ulang lagi dan yang lebih parah aku harus mengambil kertas lagi. Banyak kertas yang akan terbuang bukan? Adalah suatu langkah yang tepat menggunakan media flash disk, selain menghemat kertas juga menghemat tinta untuk mencetak.

Mungkin ini merupakan ide yang bagus buat teman-teman mahasiswa yang sedang skripsi atau membuat laporan kerja praktek ataupun pra laporan lainnya. Hal ini mungkin juga merupakan suatu himbauan yang patut dipikirkan oleh para dosen pembimbing. Bahwa pra laporan skripsi atau pra laporan lainnya ternyata tidak harus dicetak di kertas, tetapi bisa menggunakan sebuah flash disk untuk medianya ketika masih sedang dalam tahap konsultasi yang membutuhkan revisi.
Nantinya jika harus dibuat laporan resmi skripsi atau laporan resmi lainnya baru dicetak di kertas.

Ayo BUMIZER (para pencinta bumi) terus dukung aksi nyata kita, buat bumi kita ini.
Tetap semangat dan tatap hari esok dengan penuh harapan.

17 April 2008

Apakah Benar Suhu Bumi Kita Dapat Turun???


Apakah benar suhu bumi kita ini dapat turun??
Sebenarnya pertanyaan tersebut merupakan bagian dari bincang-bincang kecil dengan salah seorang dosen muda di kampusku yang merupakan salah satu manusia yang masih cinta dan peduli dengan bumi kita.

Bagaimana jika manusia di bumi ini bertambah banyak? kebutuhan manusia bertambah banyak? Akankah bumi kita ini tetap mampu memenuhinya... Apakah bumi kita ini tetap sanggup menampung banyak nya manusia di bumi? Berapa lagi jumlah yang dapat ditampung bumi kita, berapa jumlah seluruh populasi manusia di bumi sekarang? Semua itu merupakan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang timbul pada perbincangan kami.

Jika jumlah manusia di bumi ini bertambah banyak, maka secara tidak langsung berdampak pada pemenuhan kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia akan meningkat secara tajam, kebutuhan pokok (pangan, sandang, dan papan). Semua kebutuhan manusia semua itu bersumber dari bumi. Dan akankah bumi kita tetap hijau setelah kita manusia-manusia menguras habis apa yang ada di bumi.

Ini hanya pemikiran sederhana, jika memang manusia bertambah banyak, maka seharusnya perlu dipikirkan untuk kedepannya. Apakah manusia hanya bisa tinggal di bumi saja, bagaimana kalau tinggal di atas bumi (luar angkasa) atau di dalam bumi (laut), karena sudah jelas bahwa daratan semakin lama semakin penuh sesak dan tidak dapat menampung semua manusia. Apabila masih ingin tetap berada di daratan, mungkin pembangunan rumah-rumah sekarang harus menjulang tinggi. Dan itu sangat menghemat lahan yang digunakan. Berapa banyak pohon yang dihemat untuk cagak pondasi sementara ketika pembangunan rumah, berapa banyak besi yang dihemat untuk pagar tiap rumah, berapa banyak genteng yang dihemat untuk tiap rumah, dan masih banyak lagi penghematan yang ada. Penghematan itu sangat berdampak bagi kelestarian bumi. Dengan itu kita tidak harus mengorbankan alam.

Semua hal yang kita lakukan merupakan hal-hal yang mengorbankan bumi. Akankah suhu bumi dapat turun jika kita mengorbankan bumi?
Ini dapat menjadi suatu refleksi bagi manusia-manusia yang masih cinta dan peduli kepada bumi. Apakah kita suah berbuat yang terbaik untuk diri kita, terlebih untuk alam lingkungan kita.
Tetap semangat manatap hari esok yang lebih baik.

Finding The 5th "RE"


Pikiran ku melayang kemana-mana, aku ga tahu harus mulai dari mana.
Pemikiran itu bermula ketika aku bertemu dengan salah seorang dosen muda di kampus ku yang sepertinya dia merupakan salah seorang manusia di bumi yang masih cinta dan peduli kepada bumi.
Berawal dari sebuah perbincangan kecil mengenai pendapat "BLOG"ku ini, ketika aku meminta saran dan kritik dari pak "H", respon pak "H" menurutku sangat membangun untuk masukkan buat blog ku ini, salah satu nya mengenai judul blog ku "cerdas kelolah sampah", disana aku memaparkan 4 cara efektif yang ada sekarang yang dapat dilakukan untuk mengelolah sampah, setahu ku dari berbagai sumber yang kudapat hanya 4 cara tersebut yang ada, yaitu REDUCE (mengurangi), REUSE (memakai kembali), RECYCLE (mendaur ulang), REPLACE (mengganti). Malahan sebenarnya RE ke 4 yaitu REPLACE masih baru-baru ini di'gaung'kan menjadi cara efektif kelolah sampah yang berawalan dengan 'RE'. Tapi setelah pembahasan singkat kami mengenai 4 RE, beliau mengemukakan pendapatnya bahwa, sebenar nya ada lagi RE yang ke 5... Dari situ lah awal diriku untuk lebih berpikir lagi menemukan RE yang ke 5... Berdasarkan pemikiran seperti ini: "Sebuah barang sebenarnya bisa dikurangi, di pakai kembali, di daur ulang, atau diganti. Tapi bagaimana jika barang tersebut ternyata tidak bisa dikurangi pemakaiannya, dipakai kembali, didaur ulang, atau diganti..." nah ada jawabannya. Yaitu RE ke 5 jawabannya.
Semoga aku cepat menemukan RE yang ke 5. Aku percaya bahwa RE yang ke 5 juga merupakan cara yang efektif untuk mengelolah sampah, dan benar-benar berdampak untuk menurunkan suhu bumi kita ini.

Ayo BUMIZER (para pecinta bumi)... bantu aku menemukan RE yang ke 5, kalian dapat langsung menulis jawabannya pada kolom chat box (PESAN UNTUK BUMIKU) yang ada di bagian samping kanan halaman blog ini. Tetap semangat bahwa hari esok tetap ada, dan bumi kita tetap bertahan...

09 April 2008

8 April 2008, listrik


Sepertinya penggunaan listrik sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari manusia. Mulai dari perkantoran, pabrik, mall-mall, sampai rumah tangga pun tidak dapat terpisahkan dari yang namanya: LISTRIK. Penerangan menggunakan listrik; mesin cuci, setrika, vaccum cleaner, TV, dan peralatan rumah tangga yang lain pun, termasuk komputer, memakai listrik. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana manusia saat ini bisa hidup di masa-masa dimana listrik belum ditemukan... Bisa-bisa semuanya stress dan jadi gila, bahkan mungkin bisa bunuh diri...

Namun yang perlu disesalkan, begitu mudahnya manusia mendapatkan pasokan listrik membuat manusia lalai dalam pemakaiannya. Kadang kita menyia-nyiakan listrik, listrik digunakan lebih dari sebagaimana mestinya. Seperti misalnya pemakaian lampu. Sering kita jumpai, baik di rumah maupun perkantoran, lampu sudah menyala sejak pagi hari, AC dan alat-alat elektronik rumah tangga maupun perkantoran lainnya pun juga telah dinyalakan sejak pagi hari. Hal tersebut merupakan pemborosan pemakaian listrik. Semestinya, di pagi hari, yang perlu dilakukan hanyalah membuka jendela; melakukan hal yang demikian sudah merupakan tindakan yang efektif yang memberikan 2 manfaat sekaligus. Yang pertama: kita tidak perlu untuk meyalakan lampu lagi, karena cahaya matahari yang masuk telah cukup untuk menerangi ruangan. Lalu, udara pagi masih bersih dan sejuk sehingga kita tidak butuh untuk menyalakan AC.

Mungkin sudah menjadi sifat buruk manusia untuk membuang-buang atau memboroskan barang yang dimiliki pada awalnya, kemudian ketika mereka sadar bahwa persediaan barang yang mereka miliki sudah menipis, baru mereka kelimpungan berupaya mencegah agar barang-barang tersebut tidak habis.

Untuk meng"ada"kan listrik, dibutuhkan tenaga, nah hasil pembuangan sisa itu menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan besar-besaran di bumi ini. Pengolahan batu bara atau minyak bumi itu menghasilkan karbon dioksida. Sepertinya manusia telah menyadari hal itu dan mulai mengambil tindakan yang nyata untuk mengatasi pemanasan global tersebut. Seperti yang aku baca di sebuah koran di Surabaya, beberapa waktu yang lalu, di Sidney, beberapa gedung megah, di”gelap”kan dalam waktu satu jam. Pemerintaha di sana mengambil kebijakan untuk mematikan listrik di beberapa gedung tersebut sebagai upaya penghematan listrik dan pengurangan pemanasan global. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengambil sikap serupa setahun belakangan ini, mengkampanyekan penghematan listrik, menghentikan pemakaian TV, seterika, dan beberapa barang elektronik lain dalam waktu-waktu tertentu, kalau tidak salah, mulai jam 6 sore sampai jam 9 malam. Namun bagaimana realisasi dari anjuran pemerintah tersebut, aku masih menyangsikan. Coba saja lihat betapa banyak bertebaran acara sinetron maupun reality show yang jam tayangnya tepat di saat TV harus dimatikan, sesuai dengan anjuran pemerintah. Dengan rating yang diraih baik oleh sinetron maupun acara reality show tersebut, dapat dipastikan anjuran pemerintah hanya sekedar lewat di benak masyarakat. Kalau boleh aku berpendapat, seharusnya pemerintah mengupayakan penghematan listrik tidak setengah-setengah. Kalau perlu, stasiun-stasiun TV dapat diminta untuk menghentikan siarannya selama 1 atau 2 jam saja di sekitar jam-jam yang telah ditetapkan pemerintah, wah, coba bayangkan, setiap rumah mengurangi pemakaian listrik untuk TV selama 2 jam, kalikan saja dengan jumlah penduduk di Indoenesia, sudah berapa banyak listrik yang dihemat? Itu baru di Indonesia, coba setiap kota di semua negara melakukan hal yang serupa, mungkin pemanasan global yang terjadi di dunia tidak akan menjadi separah saat ini ya...

Mulai beberapa bulan yang lalu, aku telah mencoba untuk menerapkan anjuran pemerintah tersebut. Walau bukan mematikan TV pada jam-jam yang telah ditetapkan, aku membiasakan diri untuk mematikan lampu kamar ketika aku sedang tidak berada di kamar, dan mematikan TV (bukan dalam posisi stand-by) ketika tidak dilihat. Kelihatannya hal tersebut tidak berarti apa-apa, namun dengan melakukan hal demikian, aku berharap aku dapat memberikan sumbangsih dalam gerakan penghematan listrik dan pengurangan global warming... Semoga saja memang begitu kenyataannya...

22 Maret 2008

22 Maret 2008


Mulai hari ini, aku bertekad akan melakukan sebuah terobosan besar dalam hidupku! Mengurangi pemakaian AC!

Beberapa hari yang lalu aku baru tersadar kalau percuma saja aku melakukan upaya-upaya mengurangi pemanasan global seperti pengelompokkan sampah, menghilangkan keisenganku mencabuti tanaman, dan juga melakukan sosialisasi kepada orang lain kalau aku sendiri ternyata juga secara rutin ikut berpartisipasi dalam kenaikan suhu secara drastis yang terjadi di dunia ini.

Bisa dibilang bahwa aku termasuk orang yang tidak bisa hidup tanpa AC. Begitu aku pulang kampus atau setiap aku ada di rumah, AC selalu wajib menyala. AC kamarku baru mati ketika aku sedang tidak berada di rumah. Padahal aku ini termasuk anak rumahan lho. Jadi kalian bisa bayangin sendiri kan, bagaimana pemakaian AC di rumahku... Sedangkan freon yang terdapat dalam AC dan lemari es merupakan salah satu penyumbang terbesar kenaikan suhu dunia kita.

Aku harus mengambil suatu sikap dan membuat niatan yang baru kalau begitu ceritanya he he he. Ini bakal menjadi hal yang paling berat untuk aku lakukan! Mulai saat ini, aku akan mengurangi pemakaian AC-ku. AC hanya akan aku nyalakan ketika aku sudah mengantuk dan bersiap untuk tidur. Selebihnya aku akan memakai kipas angin saja. Sudah terbayang olehku, betapa beratnya resiko yang akan kutanggung sebagai akibat dari pelaksanaan niatku ini. Tapi apa boleh buat, demi mencegah agar suhu udara tidak semakin panas. Toh nantinya kalau udara semakin panas tidak terkendali, aku akan jauh lebih repot dan menderita... Di saat AC sudah tak lagi mempan untuk melawan udara panas yang ada, apa yang harus aku lakukan? Ah, lebih baik aku bersusah payah dulu sekarang daripada lebih harus lebih menderita lagi nantinya...

Begitu pula dengan penggunaan AC mobil. Sebisa mungkin, kalau situasi tidak memaksa, seperti turun hujan misalnya, aku akan membuka jendela mobil saja dan me–non active-kan AC. Ini berarti aku harus bersiap-siap dengan udara panas yang menyengat dan dengan debu-debu yang beterbangan, juga dengan asap-asap kendaraan bermotor yang berlalu lalang di jalanan. Namun aku sudah memikirkan solusinya! Aku akan memakai masker! Meski tidak menjamin seratus persen, debu dan asap kendaraan tidak akan masuk ke mulut kita atau terhirup oleh kita, paling tidak itu sudah menjadi suatu tundakan pencegahan, suatu tindakan antisipasi yang sangat berguna untuk menjaga kesehatan kita.

Tak cukup hanya itu, aku juga akan menasehati teman-teman di kampusku untuk meng-active–kan satu buah AC saja dari dua AC yang ada di setiap ruangan kelas di kampusku. Aku harap mereka juga akan sadar, mau mengerti dan ikut pula bertindak dalam mengurangi pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.

19 Maret 2008

19 Maret 2008


Akhirnya hari ini hujan juga... Lumayan lebat juga hujannya. Kalau melihat orang–orang yang menepi di pinggir jalan tadi karena ga bawa jas hujan, aku merasa kasihan juga... Tapi aku lebih kasihan lagi melihat orang-orang yang rumahnya kebanjiran yang sampai harus mengungsikan keluarga dan harta benda mereka. Kebanyakan dari mereka ketika diwawancarai mengatakan bahwa kejadian itu tidaklah sepenuhnya bencana alam, tetapi merupakan kesalahan dari manusia sendiri... Pohon-pohon ditebangi secara liar, hutan-hutan dipangkas dijadikan area perumahan atau industri, pola hidup masyarakat yang seenaknya sendiri membuang sampah sembarangan, tangan-tangan iseng mereka mencabuti tumbuhan yang ada di dekatnya...

Dulu aku termasuk salah satu orang yang hobi merusak lingkungan sekitarku hanya atas dasar keisengan belaka. Ketika ngobrol dengan teman-temanku di area kampus, aku iseng mencabuti daun dari tanaman yang ada di sampingku. Coba bayangin kalau empat orang saja yang duduk di bangku tempatku duduk itu dan melakukan keisengan yang sama denganku... wah ga sampai 3 hari sudah gundul tanaman itu. Lalu kalau gundul, tentunya dia tidak dapat menyerap air dengan maksimal kan, nah itu yang merupakan cikal bakal terjadinya banjir...

Tetapi tenang saja, sekarang setelah sadar akan Global Warming dan efek-efek yang disebabkannya, telah membuatku berubah kok. Selain masih tetap membudayakan memilah-milah sampah yang kuhasilkan, aku juga sudah menghilangkan keisenganku mencabuti daun-daun yang tidak bersalah kok (hiperbola banget ya bahasaku ha ha ha) Ga sampai di situ saja lho. Aku juga mulai mengajak teman-temanku, mulai dari yang paling dekat yaitu teman se–gank–ku, untuk membudidayakan rasa sayang lingkungan. Meski kelihatannya itu merupakan suatu hal yang simple, dalam kenyataannya tidak begitu lho. Itu merupakan suatu tantangan yang berat banget buat aku. Awalnya aku dicemooh teman-temanku. Mulai yang dibilang sok care lah, sok suci lah, sok jadi anak yang peduli lingkungan lah... Berat banget untuk tetap bertahan ditengah-tengah serbuan mereka itu. Tapi setelah perlahan-lahan aku jelaskan tentang situasi dunia sekarang ini yang mengalami pemanasan global, yang mengakibatkan es-es di daerah kutub sana mencair, dan bahaya-bahaya yang dapat terjadi kalau situasi ini berjalan terus tanpa diatasi, mereka mulai sadar pula dan melakukan hal yang sama denganku. Bahkan yang membuatku bangga, sekarang kami mulai mensosialisasikan hal itu pula kepada teman-teman kami lainnya yang kami temui entah di kantin maupun di sekitar rumah tempat kami tinggal.

Suatu usaha yang tidak akan sia-sia bukan...? Dan mungkin kalau boleh aku berangan-angan , hal tersebut akan menjadi suatu usaha yang secara tidak langsung akan membantu kenaikan suhu secara drastis yang sedang terjadi di dunia saat ini. Semoga saja!

16 Maret 2008

16 Maret 2008

Hi.... Mama-ku baru saja pulang dari pertemuan ibu-ibu PKK tuh. Ternyata memang Global Warming sudah menjadi topik pembicaraan seluruh masyarakat ya. Di sekolah-sekolah, di kampus, di media massa, bahkan di lingkungan rumah pun (juga dalam pertemuan ibu-ibu PKK tadi!) semua mendiskusikan tentang Global Warming. Saat ini semua sedang menggalakan kegiatan-kegiatan yang dapat dan harus dilakukan untuk mengurangi suhu pemanasan global. Masing-masing orang tanpa kecuali dituntut untuk ikut serta dalam program tersebut...

Kata Mama-ku, dalam pertemuan PKK tadi, masing-masing keluarga dihimbau untuk mulai melakukan tindakan yang nyata, yang dapat dimulai dari sesuatu hal yang kecil, seperti misalnya memisahkan dan mengelompokkan sampah-sampah yang dihasilkan menurut kriterianya masing-masing, yaitu yang dapat di daur ulang dan yang tidak dapat di daur ulang. Dari cerita Mama-ku inilah, aku baru tau secara lebih mendetail mana saja bahan-bahan yang dapat di daur ulang, aman yang tidak... Sampah-sampah seperti sisa-sisa sayuran dan kulit-kulit buah termasuk sampah yang dapat di daur ulang, nantinya semua sampah yang dapat di daur ulang itu akan dijadikan satu dan diolah menjadi pupuk melalui mesin composer yang ada di sebelah balai RT, tak jauh dari rumahku. Sedang sampah-sampah yang tidak dapat di daur ulang, dari yang aku dengar dari Mama-ku, nantinya oleh Ibu-ibu PKK bekerja sama dengan Karang Taruna akan diolah menjadi suatu barang yang berguna dan memberikan manfaat.

Aku jadi teringat artikel-artikel dan ulasan-ulasan yang dimuat di salah satu koran langgananku... Kalau tidak salah mereka mengadakan semacam lomba kampung terbersih dan ter-ramah lingkungan, juga lomba kreasi pengolahan sampah-sampah menjadi suatu barang yang mempunyai nilai guna. Seingatku barang-barang hasil kreasi mereka sangatlah unik. Dari bungkus-bungkus softener, mereka dapat membuat sebuah tas jinjing yang menarik dengan kualitas yang cukup baik pula. Dari sampah plastik bekas, dapat dibuat rangkaian bunga plastik yang cantik beraneka warna yang dapat digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik rumah. Wah kreatif benar ya, Ibu-ibu itu...

Melihat tampangku yang sepertinya tertarik akan pengolahan sampah, Mama-ku menawariku untuk ikut serta hadir dan mengikuti pelatihan-pelatihan pengolahan sampah menjadi barang-barang yang bernilai guna yang akan diadakan dalam waktu dekat ini. Ya ampun, Mama-ku ini gimana sih, ya jelas aja aku menolak! Masa aku ditawarin gabung mengikuti pelatihan untuk Ibu-ibu PKK! Wah mau ditaruh dimana nanti mukaku ini, secara aku akan menjadi satu-satunya cowok yang ada diantara Ibu-ibu PKK ha ha ha!

Tetapi memang jujur saja aku tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang akan mereka adakan. Supaya aku bisa tetap berpartisipasi tanpa harus merasa malu, aku meminta Mama-ku untuk mengajariku apa yang ia dapat dalam pelatihan-pelatihan itu. Ide yang bagus kan? Jadi aku tidak perlu bingung menaruh mukaku dimana nih ha ha ha Ditambah mulai saat ini, aku juga akan mulai memilah-milah sampah-sampah yang kuhasilkan menurut kriteria mereka masing-masing. Agak repot sih pasti pada awalnya, tetapi semua kalau diniati dan dibiasakan pasti akan berjalan dengan lancar. Doakan aku ya biar niat ini akan berjalan terus, bukan hanya niat sesaat...

14 Maret 2008

14 Maret 2008


PANAS!!!

Gila, cuaca siang ini panas banget. Jauh lebih panas daripada siang-siang sebelumnya. Musim apa sih ini sebenarnya.... Hujan iya, panas iya... ck ck ck...

Begitu masuk ke mobil, puih, terasa bagai adonan kue yang dimasukkan ke oven. Tinggal tunggu matangnya deh ha ha ha. AC mobil sudah berada di paling kanan, udah mencapai level yang maksimal, tapi kali ini tampaknya ia memang harus mengalah pada panas yang mendera Surabaya. Si setan PANAS ini sudah berhasil merajalela rupanya, bikin pusing orang-orang yang merasakan efek dari serangannya.

Perjalanan dari kampus ke rumah tadi serasa jauh banget, tak kunjung usai. Kalau biasanya aku cuma butuh sekitar 20 menit untuk sampai ke rumah, hari ini tadi bisa-bisa aku menghabiskan waktu 1 jam sendiri di jalan. Belum lagi perasaan stress dan emosi yang timbul sewaktu di perjalanan tadi... Sudah tau panas begitu, semua orang sepertinya saling berebut untuk secepatnya sampai ke tempat tujuan masing-masing. Ga ada yang mau kalah! Semua pada berebut jalan meski kendaraan mereka beresiko terserempet kendaraan lain. Belum lagi orang-orang yang pada jalan and nyebrang seenaknya tuh. Ga pake liat kanan, liat kiri, eh langsung aja mereka jalan bagaikan jalan punya mereka sendiri dan ga ada kendaraan lain yang melintas. Udah pada ga sayang nyawa kali ya... (Itu yang ada di pikiranku...) Kayaknya jaman emang 'dah berubah. Entah ke arah yang baik atau yang buruk!

Begitu sampai di rumah, sehabis 'memarkirkan' mobilku di tempatnya, aku langsung melonjak turun, menyerbu lemari es, berharap masih ada air es yang kudinginkan sejak kemarin malam... Syukurlah masih tersisa setengah botol ha ha ha lumayan untuk menghilangkan sedikit panas yang bergolak di dalam tubuhku...

Setelah melepas sepatu, aku langsung beranjak ke kamarku. Tujuan pertamaku adalah remote AC! Tombol panah bawahlah yang menjadi sasaranku. Kasihan juga kalau kupkir-pikir sekarang... Kalau ia makhluk hidup, so pasti sudah menjerit karena kutekan-tekan dengan begitu cepatnya tanpa jeda, seakan dikejar anjing kalau orang dulu bilang ha ha ha. Kutekan tombolnya sampai angka yang tampak di layar remote itu menunjukkan angka 16, angka yang paling kecil, yang berarti udara dingin yang dikeluarkan AC tersebut sudah yang paling maksimal.

Kuletakkan remote AC itu begitu saja, lalu aku merebahkan diri di kasurku yang empuk ha ha ha nikmat banget rasanya. Tiba-tiba sekelumit pikiran melintas dalam pikiranku... 'Apa panas yang begitu menyengat ini merupakan akibat dari Global Warming ya...? Wah, sudah gawat banget kalau benar begitu... Kita sudah merasakan langsung efek dari Global Warming itu. Aku harus mulai berbuat sesuatu nih. Aku harus mulai ikut melakukan suatu tindakan untuk membantu mengurangi bahkan mungkin suatu hari nanti menghilangkan pemanasan global yang terjadi di dunia kita ini. Akan kupikirkan bagaimana caranya, tapi untuk saat ini biarkan aku beristirahat dulu ya... menikmati hembusan udara dingin yang keluar dari AC kamarku he he he.