31 Maret 2008

Cool Down

Panas Panas Panas...
Duh bumiku kepanasan neh...


Help Me! TolONg!!!
TurunKan SuhU nya! TurunKAn SuHU Nya!
Aku sudah Tidak tahan lagi. PAnas Banget, panas...
Jangan sampe buat aku mati kepanasan...
Semakin lama semakin panas.
Wahai Manusia yang ada di bumi, jangan cuman kamu-kamu
menambah panas, kasihanilah aku!!! Aku tidak mau
kepanasan!!!

Bantu aku... bantu aku, biar aku tidak kepanasan...
Aku mau mempertahankan hidupku sampai selama-lamanya!

aku tidak mau kepanasan lagi!!!



NAh, Guys! pecinta BUmi, itu yang tejadi pada bumi kita sekarang ini, dia sedang meronta-ronta kepanasan, kalian-kalian yang masih peduli dengan bumi kita, dan tidak ingin kita melihat bumi kita ini mati kepanasan, ayo gabung sama kita-kita, manusia-manusia yang masih peduli dengan bumi!

29 Maret 2008

Akhirnya


"Sebongkah es dari Antartika yang besarnya setara dengan tujuh kali luas Manhattan tiba-tiba longsor. Kejadian ini membuat sisa es yang lebih besar akan berisiko longsor pula. Demikian disampaikan para ilmuwan di Washington, Amerika Serikat, Rabu (26/3/08)." Sumber Kompas, Kamis 27 Maret 2008
"Es yang longsor termasuk besar, berukuran sekitar 415 kilometer persegi. Itu berarti seluas dua pertiga Singapura, atau Jakarta yang sekitar 600 kilometer persegi. Padahal induk gunung es yang longsor itu dikenal sebagai Balok Es Wilkins sebelumnya aman-aman saja di tempatnya selama 1500 tahun terakhir. Dengan runtuhnya salah satu bagian Balok Wilkins ini, struktur yang tersisa pun lalu menjadi lebih rapuh. Menyusul tejadiya longsor yang berawal tanggal 28 Februari ini, ilmuwan Inggris yang bekerja di British Antarctic Survey, David Vaughn, menyatakan, peristiwa itu merupakan hasil pemanasan global. kita sependangan dengan Vaughn karena sesungguhnya peristiwa tersebut suda diramalkan seiring dengan merebaknya kekhawatiran akan dampak pemanasan gobal. Dewasa ini suhu rata-rata Bumi meningkat akibat atmosfer semaki banyak mengandung gas karbon dioksida. Gas ini merupakan produk aktivitas menusia, baik melalui pabrik-pabriknya maupun melalui alat transportasinya, yang banyak menggunakan bahan bakar fosil. Akibatnya, radiasi panas sinar matahari tidak leluasa lagi kembali ke ruang angkasa, tetapi terperangkap di sekitar permukaan Bumi. Inilah feomena yang dikenal sebagai green house effect karena serupa dengan apa yang terjadi pada sebuah rumah kaca."
Sumber Kompas, Jumat 28 Maret 2008


Pertama yang terbersit dalam pikiran ku hanyalah "kosong". Aku tercengang beberapa saat ketika membaca berita tersebut, apalagi terpampang pada "headline" sebuah koran nasional. Apa benar bumi kita ini sudah hampir mendekati "kepunahan nya"...
Membuat ku jadi berpikir untuk tetap menatap hari esok dengan lebih semangat untuk menghindari "kepunahan" bumi kita. Aku akan tetap berusaha semaksimal mungkin apa yang aku bisa kulakukan. Aku akan menempuh berbagai hal yang dapat kulakukan untuk tetap membuat turun suhu bumi kita. Nah aku sudah menuliskan apa saja yang sedang dan sudah aku lakukan pada artikel-artikel dalam blog ku ini, seperti tidak menggunakan AC; tidak mencabuti dan merusak rumput-rumput, pohon; mengelompokkan sampah.
Berat rasanya apabila kulakukan sendiri, maka itu aku juga ingin mengajak teman-teman yang masih peduli dengan bumi kita ini untuk melakukan hal-hal yang setidaknya sama dengan aku. Bila teman-teman juga masih peduli, percayalah bahwa bumi kita ini masih ada hari esok yang lebih baik.

22 Maret 2008

22 Maret 2008


Mulai hari ini, aku bertekad akan melakukan sebuah terobosan besar dalam hidupku! Mengurangi pemakaian AC!

Beberapa hari yang lalu aku baru tersadar kalau percuma saja aku melakukan upaya-upaya mengurangi pemanasan global seperti pengelompokkan sampah, menghilangkan keisenganku mencabuti tanaman, dan juga melakukan sosialisasi kepada orang lain kalau aku sendiri ternyata juga secara rutin ikut berpartisipasi dalam kenaikan suhu secara drastis yang terjadi di dunia ini.

Bisa dibilang bahwa aku termasuk orang yang tidak bisa hidup tanpa AC. Begitu aku pulang kampus atau setiap aku ada di rumah, AC selalu wajib menyala. AC kamarku baru mati ketika aku sedang tidak berada di rumah. Padahal aku ini termasuk anak rumahan lho. Jadi kalian bisa bayangin sendiri kan, bagaimana pemakaian AC di rumahku... Sedangkan freon yang terdapat dalam AC dan lemari es merupakan salah satu penyumbang terbesar kenaikan suhu dunia kita.

Aku harus mengambil suatu sikap dan membuat niatan yang baru kalau begitu ceritanya he he he. Ini bakal menjadi hal yang paling berat untuk aku lakukan! Mulai saat ini, aku akan mengurangi pemakaian AC-ku. AC hanya akan aku nyalakan ketika aku sudah mengantuk dan bersiap untuk tidur. Selebihnya aku akan memakai kipas angin saja. Sudah terbayang olehku, betapa beratnya resiko yang akan kutanggung sebagai akibat dari pelaksanaan niatku ini. Tapi apa boleh buat, demi mencegah agar suhu udara tidak semakin panas. Toh nantinya kalau udara semakin panas tidak terkendali, aku akan jauh lebih repot dan menderita... Di saat AC sudah tak lagi mempan untuk melawan udara panas yang ada, apa yang harus aku lakukan? Ah, lebih baik aku bersusah payah dulu sekarang daripada lebih harus lebih menderita lagi nantinya...

Begitu pula dengan penggunaan AC mobil. Sebisa mungkin, kalau situasi tidak memaksa, seperti turun hujan misalnya, aku akan membuka jendela mobil saja dan me–non active-kan AC. Ini berarti aku harus bersiap-siap dengan udara panas yang menyengat dan dengan debu-debu yang beterbangan, juga dengan asap-asap kendaraan bermotor yang berlalu lalang di jalanan. Namun aku sudah memikirkan solusinya! Aku akan memakai masker! Meski tidak menjamin seratus persen, debu dan asap kendaraan tidak akan masuk ke mulut kita atau terhirup oleh kita, paling tidak itu sudah menjadi suatu tundakan pencegahan, suatu tindakan antisipasi yang sangat berguna untuk menjaga kesehatan kita.

Tak cukup hanya itu, aku juga akan menasehati teman-teman di kampusku untuk meng-active–kan satu buah AC saja dari dua AC yang ada di setiap ruangan kelas di kampusku. Aku harap mereka juga akan sadar, mau mengerti dan ikut pula bertindak dalam mengurangi pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.

19 Maret 2008

19 Maret 2008


Akhirnya hari ini hujan juga... Lumayan lebat juga hujannya. Kalau melihat orang–orang yang menepi di pinggir jalan tadi karena ga bawa jas hujan, aku merasa kasihan juga... Tapi aku lebih kasihan lagi melihat orang-orang yang rumahnya kebanjiran yang sampai harus mengungsikan keluarga dan harta benda mereka. Kebanyakan dari mereka ketika diwawancarai mengatakan bahwa kejadian itu tidaklah sepenuhnya bencana alam, tetapi merupakan kesalahan dari manusia sendiri... Pohon-pohon ditebangi secara liar, hutan-hutan dipangkas dijadikan area perumahan atau industri, pola hidup masyarakat yang seenaknya sendiri membuang sampah sembarangan, tangan-tangan iseng mereka mencabuti tumbuhan yang ada di dekatnya...

Dulu aku termasuk salah satu orang yang hobi merusak lingkungan sekitarku hanya atas dasar keisengan belaka. Ketika ngobrol dengan teman-temanku di area kampus, aku iseng mencabuti daun dari tanaman yang ada di sampingku. Coba bayangin kalau empat orang saja yang duduk di bangku tempatku duduk itu dan melakukan keisengan yang sama denganku... wah ga sampai 3 hari sudah gundul tanaman itu. Lalu kalau gundul, tentunya dia tidak dapat menyerap air dengan maksimal kan, nah itu yang merupakan cikal bakal terjadinya banjir...

Tetapi tenang saja, sekarang setelah sadar akan Global Warming dan efek-efek yang disebabkannya, telah membuatku berubah kok. Selain masih tetap membudayakan memilah-milah sampah yang kuhasilkan, aku juga sudah menghilangkan keisenganku mencabuti daun-daun yang tidak bersalah kok (hiperbola banget ya bahasaku ha ha ha) Ga sampai di situ saja lho. Aku juga mulai mengajak teman-temanku, mulai dari yang paling dekat yaitu teman se–gank–ku, untuk membudidayakan rasa sayang lingkungan. Meski kelihatannya itu merupakan suatu hal yang simple, dalam kenyataannya tidak begitu lho. Itu merupakan suatu tantangan yang berat banget buat aku. Awalnya aku dicemooh teman-temanku. Mulai yang dibilang sok care lah, sok suci lah, sok jadi anak yang peduli lingkungan lah... Berat banget untuk tetap bertahan ditengah-tengah serbuan mereka itu. Tapi setelah perlahan-lahan aku jelaskan tentang situasi dunia sekarang ini yang mengalami pemanasan global, yang mengakibatkan es-es di daerah kutub sana mencair, dan bahaya-bahaya yang dapat terjadi kalau situasi ini berjalan terus tanpa diatasi, mereka mulai sadar pula dan melakukan hal yang sama denganku. Bahkan yang membuatku bangga, sekarang kami mulai mensosialisasikan hal itu pula kepada teman-teman kami lainnya yang kami temui entah di kantin maupun di sekitar rumah tempat kami tinggal.

Suatu usaha yang tidak akan sia-sia bukan...? Dan mungkin kalau boleh aku berangan-angan , hal tersebut akan menjadi suatu usaha yang secara tidak langsung akan membantu kenaikan suhu secara drastis yang sedang terjadi di dunia saat ini. Semoga saja!

16 Maret 2008

16 Maret 2008

Hi.... Mama-ku baru saja pulang dari pertemuan ibu-ibu PKK tuh. Ternyata memang Global Warming sudah menjadi topik pembicaraan seluruh masyarakat ya. Di sekolah-sekolah, di kampus, di media massa, bahkan di lingkungan rumah pun (juga dalam pertemuan ibu-ibu PKK tadi!) semua mendiskusikan tentang Global Warming. Saat ini semua sedang menggalakan kegiatan-kegiatan yang dapat dan harus dilakukan untuk mengurangi suhu pemanasan global. Masing-masing orang tanpa kecuali dituntut untuk ikut serta dalam program tersebut...

Kata Mama-ku, dalam pertemuan PKK tadi, masing-masing keluarga dihimbau untuk mulai melakukan tindakan yang nyata, yang dapat dimulai dari sesuatu hal yang kecil, seperti misalnya memisahkan dan mengelompokkan sampah-sampah yang dihasilkan menurut kriterianya masing-masing, yaitu yang dapat di daur ulang dan yang tidak dapat di daur ulang. Dari cerita Mama-ku inilah, aku baru tau secara lebih mendetail mana saja bahan-bahan yang dapat di daur ulang, aman yang tidak... Sampah-sampah seperti sisa-sisa sayuran dan kulit-kulit buah termasuk sampah yang dapat di daur ulang, nantinya semua sampah yang dapat di daur ulang itu akan dijadikan satu dan diolah menjadi pupuk melalui mesin composer yang ada di sebelah balai RT, tak jauh dari rumahku. Sedang sampah-sampah yang tidak dapat di daur ulang, dari yang aku dengar dari Mama-ku, nantinya oleh Ibu-ibu PKK bekerja sama dengan Karang Taruna akan diolah menjadi suatu barang yang berguna dan memberikan manfaat.

Aku jadi teringat artikel-artikel dan ulasan-ulasan yang dimuat di salah satu koran langgananku... Kalau tidak salah mereka mengadakan semacam lomba kampung terbersih dan ter-ramah lingkungan, juga lomba kreasi pengolahan sampah-sampah menjadi suatu barang yang mempunyai nilai guna. Seingatku barang-barang hasil kreasi mereka sangatlah unik. Dari bungkus-bungkus softener, mereka dapat membuat sebuah tas jinjing yang menarik dengan kualitas yang cukup baik pula. Dari sampah plastik bekas, dapat dibuat rangkaian bunga plastik yang cantik beraneka warna yang dapat digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik rumah. Wah kreatif benar ya, Ibu-ibu itu...

Melihat tampangku yang sepertinya tertarik akan pengolahan sampah, Mama-ku menawariku untuk ikut serta hadir dan mengikuti pelatihan-pelatihan pengolahan sampah menjadi barang-barang yang bernilai guna yang akan diadakan dalam waktu dekat ini. Ya ampun, Mama-ku ini gimana sih, ya jelas aja aku menolak! Masa aku ditawarin gabung mengikuti pelatihan untuk Ibu-ibu PKK! Wah mau ditaruh dimana nanti mukaku ini, secara aku akan menjadi satu-satunya cowok yang ada diantara Ibu-ibu PKK ha ha ha!

Tetapi memang jujur saja aku tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang akan mereka adakan. Supaya aku bisa tetap berpartisipasi tanpa harus merasa malu, aku meminta Mama-ku untuk mengajariku apa yang ia dapat dalam pelatihan-pelatihan itu. Ide yang bagus kan? Jadi aku tidak perlu bingung menaruh mukaku dimana nih ha ha ha Ditambah mulai saat ini, aku juga akan mulai memilah-milah sampah-sampah yang kuhasilkan menurut kriteria mereka masing-masing. Agak repot sih pasti pada awalnya, tetapi semua kalau diniati dan dibiasakan pasti akan berjalan dengan lancar. Doakan aku ya biar niat ini akan berjalan terus, bukan hanya niat sesaat...

15 Maret 2008

Cerdas Kelolah Sampah

hello BUMIZER (para pecinta bumi)...
aku pengin berbagi tips ama kalian, tips ini berguna banget buat kita untuk menjagain bumi biar tetap dingin. Kalian semua pasti tahu tentang 'SAMPAH', kita adalah salah satu 'pencipta' sampah, nah supaya 'ciptaan' kita tidak membahayakan bumi dan menambah panas bumi, maka apa sih sebenarnya yang harus kita lakukan:


REDUCE (menGuraNgi)
mulailah mengurangi atau berhemat dalam pemakaian barang
mengurangi dan berhemat yang dimaksud disini adalah, kita ini tanpa disadari sebagai orang yang 'boros' dalam penggunaan barang. Kalian tahu tidak, KERTAS, kertas itu terbuat dari pohon, nah semakin banyak kertas yang kita gunakan, semakin banyak pula pohon-pohon yang ditebang. Bisa bayangin tidak, pohon-pohon itu semakin lama semakin sedikit jumlahnya. Padahal, fungsi pohon tersebut berguna banget bagi bumi kita, yaitu sebagai 'PAYUNG BUMI', pohon yang bisa buat bumi kita tetap dingin. Nah kalian udah tahu kan, makanya gunakan kertas sehemat mungkin. Kalo perlu tidak menggunakan kertas.

REUSE (mEmAkAI KEmBAli)
pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali, bukan yang sekali buang
Kadang kita tidak sering menggunakan kertas hanya halaman depannya saja, nah kalau itu bukan merupakan hal penting, maka biasakan gunakan kertas bolak-balik, kalian tentunya lebih hemat juga kan? Selain itu, tanpa kalian sadari, kalian termasuk orang yang cinta bumi. Lakukan hal kecil dari diri kita sendiri.

RECYCLE (MenDAuR uLaNG)
gunakan daya kreasi kamu dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi barang yang berguna
nah banyak banget kan barang-barang yang dapat kita daur ulang, contohnya: kertas dan plastik. Buat kalian-kalian yang mempunyai daya kreasi tinggi, gunakan buat mengolah barang-barang tersebut. Selain itu bisa mengurangi jumlah bekas pakainya, juga bisa menambah uang saku kita, bahkan bisa dijadiin usaha buat kita dengan mendaur ulang barang. Kalian bisa ciptain kerajinan tangan dengan berbagai macam bentuk, tergantung dari kreasi kalian. Ide yang bagus bukan?

REPLACE (MeNGGanTi)
gantilah barang sekali pakai dengan yang tahan lama
Kalo bicara mengenai replace (mengganti) mungkin kita berpikir, apa ya yang harus kita ganti? barang apa yang harus kita ganti? Kamu tahu tidak, jawabannya adalah lampu. Lampu dirumah-rumah kalian itu sebaiknya diganti dengan lampu hemat energi. Kalau bisa jangan gunanakan lampu jenis DOP (bola lampu warna kuning), karena lampu DOP ini membutuhkan energi yang besar banget dibanding dengan lampu hemat energi. Selain itu daya tahan lampu ini lebih pendek dibanding dengan lampu hemat energi. Buruan, kalian-kalian yang masih menggunakan lampu jenis DOP segera ganti dengan lampu hemat energi, selain lebih terang, daya tahan lebih lama dan yang penting hemat energi juga.

8 Cara Mendapatkan Rumah Hijau

GANTI penerangan rumah dengan lampu fluorescent yang lebih hemat energi.

CEK dan bersihkan AC dan alat pendingin lain secara rutin.

GUNAKAN material lokal.

KURANGI konsumsi air dan listrik di dalam rumah.

GUNAKAN material-material yang bebas racun atau bahan organik berbahaya.

PILIHLAH bahan bangunan ulang bisa didaur ulang atau bahan bangunan yang masa tumbuhnya tidak terlalu lama, seperti bambu.

TANAMI pekarangan rumah dengan tumbuhan besar, yang bisa mengurangi cahaya matahari yang masuk ke rumah.

GUNAKAN tanaman lokal karena ia lebih mampu beradaptasi terhadap kondisi tanah setempat, sehingga tak harus diberi perawatan ekstra. Dengan cara ini, Kamu mengurangi pemakaian pupuk, pestisida, dan air.

Green Building Kurangi Resiko Pemanasan Global


Di Amerika Serikat, ada sebuah tolak ukur untuk menentukan apakah bangunan itu layak disebut green building atau tidak. Cara itu dikenal dengan nama LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Cara ini sekarang sudah dilakukan negara lain seperti Uni Emirat Arab, India, bahkan Vietnam.

Ada 6 kriteria yang diukur, yakni pengolahan lahan sekitar (site), penggunaan air, penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu, kualitas di dalam ruangan, dan inovasi. Masing-msing kriteria ini dibagi-bagi lagi menjadi beberapa poin. Tiap poinnya diberi nilai yang berbeda. Jika satu gedung mampu mengumpulkan nilai sejumlah tertentu, barulah ia bisa diberikan sertifikat green building (untuk informasi lebih lengkap, silahkan mengakses www.usgbc.com).

Yang menarik, ada poin yang menyebutkan bangunan mesti memiliki akses mudah ke kendaraan umum. Mudahnya akses ke kendaraan umum akan mendorong karyawan yang bekerja di bangunan itu untuk meninggalkan kendaraan pribadi, yang ujung-ujungnya, terjadi penghematan bahan bakar. Ada lagi poin untuk mengetahui dari mana asal material yang kita beli. Poin ini penting karena ternyata membeli material lokal sama dengan mengurangi pemakaian bahan bakar yang digunakan dalam proses pengangkutan dan mengurangi penggunaan kertas dan plastik, yang digunakan dalam proses pengepakan.

Sayangnya, di Indonesia belum ada kerangka acuan seperti ini. Padahal, sebagai negara dengan pertumbuhan properti yang cukup tinggi, Indonesia seharusnya punya keinginan untuk membangun bagunan berwawasan lingkungan. ATAU, HARUSKAH KITA MENUNGGU SAMPAI PULAU-PULAU KITA TENGGELAM?

14 Maret 2008

Dampak Bumiku Kepanasan Pada Anak


MenuRut American Academy of Pediatric (AAP) mengakui adanya akibat pemanasan global pada kesehatan anak-anak dan membangun strategi untuk melindungi mereka dari potensi kerusakan dan pemanasan global memperburuk penyakit-penyakit umum yang terjadi pada anak-anak seperti asma dan alergi.
dan: ...
-Meningkatnya kerentanan pada luka atau kematian, stress paska trauma, kehilangan pengasuh, mengganggu pendidikan dan pergeseran sebagai akibat dari bencana
yang ditimbulkan oleh cuaca seperti banjir, angin topan dan kekeringan
-Kerusakan pada fungsi paru-paru dan pertumbuhan da4lam kaitan dengan meningkatnya polusi udara
-Peningkatan penyakit waterborne dan food-borne, termasuk infeksi diare akibat kenaikan suhu dan gangguan dalam suplai makanan
-Peningkatan dalam penularan penyakit melalui nyamuk dan kutu/tungau, seperti virus West Nile, malaria, dan penyakit Lyme
-Peningkatan penyerapan dan mudah terkena luka karena panas, terkait dengan kondisi seperti serangan panas (heat stroke) dan kelelahan akibat panas (heat exhaustion)


BahAYa BAnget dan KAsihan Adik-Adik Kita calOn penerus Kita ini kan??? HUh... Bumi kiTa Ini HArus Kita CinTAi! Ayooo DinginKAn! DingiNkAn Bumi Kita Lagi!!!

Mencegah Lebih Baik Daripada ...


Ada Beberapa Cara Mudah yang Dapat KAlian LakukaN untuK menceGAh BUmi Kita ini Semakin KepanasaN:

-HemAT Air
-GanTi LampU yAng ada Dirumah dengan lampu Hemat EnerGi
-HemaT Listrik, Kayak program PemerinTah Kita
-Hemat BBM
-BUang samPAh Pada TempAtnYa
-MeMakaI kendaraan umuM
-KuraNgi SAmpAh PlasTIk


DAN YANG PALING PENTING, JAGALAH HATI KITA INI AGAR TETAP HIJAU DAN CINTAI BUMI

14 Maret 2008


PANAS!!!

Gila, cuaca siang ini panas banget. Jauh lebih panas daripada siang-siang sebelumnya. Musim apa sih ini sebenarnya.... Hujan iya, panas iya... ck ck ck...

Begitu masuk ke mobil, puih, terasa bagai adonan kue yang dimasukkan ke oven. Tinggal tunggu matangnya deh ha ha ha. AC mobil sudah berada di paling kanan, udah mencapai level yang maksimal, tapi kali ini tampaknya ia memang harus mengalah pada panas yang mendera Surabaya. Si setan PANAS ini sudah berhasil merajalela rupanya, bikin pusing orang-orang yang merasakan efek dari serangannya.

Perjalanan dari kampus ke rumah tadi serasa jauh banget, tak kunjung usai. Kalau biasanya aku cuma butuh sekitar 20 menit untuk sampai ke rumah, hari ini tadi bisa-bisa aku menghabiskan waktu 1 jam sendiri di jalan. Belum lagi perasaan stress dan emosi yang timbul sewaktu di perjalanan tadi... Sudah tau panas begitu, semua orang sepertinya saling berebut untuk secepatnya sampai ke tempat tujuan masing-masing. Ga ada yang mau kalah! Semua pada berebut jalan meski kendaraan mereka beresiko terserempet kendaraan lain. Belum lagi orang-orang yang pada jalan and nyebrang seenaknya tuh. Ga pake liat kanan, liat kiri, eh langsung aja mereka jalan bagaikan jalan punya mereka sendiri dan ga ada kendaraan lain yang melintas. Udah pada ga sayang nyawa kali ya... (Itu yang ada di pikiranku...) Kayaknya jaman emang 'dah berubah. Entah ke arah yang baik atau yang buruk!

Begitu sampai di rumah, sehabis 'memarkirkan' mobilku di tempatnya, aku langsung melonjak turun, menyerbu lemari es, berharap masih ada air es yang kudinginkan sejak kemarin malam... Syukurlah masih tersisa setengah botol ha ha ha lumayan untuk menghilangkan sedikit panas yang bergolak di dalam tubuhku...

Setelah melepas sepatu, aku langsung beranjak ke kamarku. Tujuan pertamaku adalah remote AC! Tombol panah bawahlah yang menjadi sasaranku. Kasihan juga kalau kupkir-pikir sekarang... Kalau ia makhluk hidup, so pasti sudah menjerit karena kutekan-tekan dengan begitu cepatnya tanpa jeda, seakan dikejar anjing kalau orang dulu bilang ha ha ha. Kutekan tombolnya sampai angka yang tampak di layar remote itu menunjukkan angka 16, angka yang paling kecil, yang berarti udara dingin yang dikeluarkan AC tersebut sudah yang paling maksimal.

Kuletakkan remote AC itu begitu saja, lalu aku merebahkan diri di kasurku yang empuk ha ha ha nikmat banget rasanya. Tiba-tiba sekelumit pikiran melintas dalam pikiranku... 'Apa panas yang begitu menyengat ini merupakan akibat dari Global Warming ya...? Wah, sudah gawat banget kalau benar begitu... Kita sudah merasakan langsung efek dari Global Warming itu. Aku harus mulai berbuat sesuatu nih. Aku harus mulai ikut melakukan suatu tindakan untuk membantu mengurangi bahkan mungkin suatu hari nanti menghilangkan pemanasan global yang terjadi di dunia kita ini. Akan kupikirkan bagaimana caranya, tapi untuk saat ini biarkan aku beristirahat dulu ya... menikmati hembusan udara dingin yang keluar dari AC kamarku he he he.

11 Maret 2008

Cegah Global Warming, Marissa Tolak Pakai Hairspray

JAKARTA, SELASA – Isu pemanasan global juga ditanggapi serius oleh VJ MTV 2007, Marissa. Perempuan berdarah Batak-Jerman ini mengaku turut berusaha berpartisipasi dalam menekan laju pemanasan global. Salah satunya dengan tidak menggunakan hairspray dan menyetop pembelian makanan dalam kemasan plastik dan kaleng.

“Saya sebagai wanita nggak pake hairspray sama sekali. Karena hairspray itu nomor satu produknya merusak ozon dan juga dalam kemasan botol kaleng. Itu susah banget di-recycle. Kalau kita makan atau masak sendiri, juga nggak usah beli yang instan-instan, karena selalu kita beli di dalam plastik atau sterefoam,” ujarnya usai peluncuran acara MTV VJ Hunt 2008 di Jakarta, Selasa (11/3).

Menurutnya, dengan menghindari makanan di dalam kemasan plastik atau kaleng, ia tidak hanya berpartisipasi dalam mengatasi global warming tapi juga baik untuk kesehatannya.

Perempuan yang baru saja menyelesaikan syuting film pertamanya ini juga mengaku bangga dengan tema global warming yang diangkat oleh MTV untuk ajang pemilihan VJ tahun ini.
“Saya seneng banget tema ini diangkat sebagai tema VJ Hunt 2008 karena MTV sendiri kan tagline-nya “Stay away from drugs and stop global warming”. Tahun ini kita akan buktiiin, kita VJ MTV dan calon-calon VJ, kita sangat peduli dengan lingkungan dan kita juga berusaha, we want make a change,” ujarnya.

Melalui acara ini, ia berharap, anak nongkrong MTV dapat terinspirasi untuk mengambil bagian dalam menekan laju pemanasan global.

“Iya, mudah-mudahan, kalau kita datangi lima kota ini, itu jadi inspirasi untuk semua yang pengen ikut acara ini dan kita juga lebih mengedukasi. Jadi ini lebih fokus ke lingkungan dan mengedukasi anak-anak muda,” tambahnya.

Ketika bercerita tentang film pertamanya yang akan dirilis bulan depan, Marissa juga mengatakan puas dan senang.

“Judul filmnya Namaku Dick, sebuah komedi dan mudah-mudahan keluar bulan depan. Lucu banget, pokoknya harus nonton. Di situ aku jadi cewek yang baik hati banget, jadi peran utama sama Tora Sudiro. Peran saya seperti cewek gitu, tapi kalau dia marah bisa marah banget. Jadi semua emosi saya juga bisa keluar,” ujarnya sambil tersenyum. LIN
sumber, Kompas 11 Maret 2008

06 Maret 2008

Masyarakat Mau "Sewa Hutan"


Jakarta, Kompas - Sejak Wahana Lingkungan Hidup Indonesia mengumumkan donasi publik untuk menyelamatkan hutan Indonesia, sambutan masyarakat di luar dugaan. Ratusan orang menyatakan komitmen untuk ”menyewa hutan” demi kelestarian. Jumlah mereka yang berminat masih terus bertambah.

Masyarakat, mulai dari penjaja gorengan, ibu rumah tangga, pengacara, pelajar, aktivis LSM, artis, dosen, pengacara, hingga rohaniwan, adalah masyarakat yang memberikan komitmen itu.

Sejumlah nama, seperti artis Franky Sahilatua, agamawan Din Syamsuddin, aktivis hak asasi manusia Usman Hamid, dan pengamat politik Sukardi Rinakit, berada di antara daftar itu.

”Minat menyewa hutan terus bermunculan. Kami akan mendesak pemerintah mengatur mekanismenya agar publik dapat menyewa hutan demi kelestarian,” kata Direktur Eksekutif Nasional Walhi Chalid Muhammad di Jakarta, Rabu (5/3). Prioritasnya adalah ”menyewa” hutan lindung yang akan ditambang.

Mantan menteri dukung

Pada diskusi publik seputar PP No 2/2008 di Kantor LP3ES, Jakarta, Rabu, mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nabiel Makarim juga menyerahkan uang Rp 50.000 kepada Manajer Kampanye Hutan Walhi Rully Syumanda. ”Ini simbol penolakan hutan lindung bagi pertambangan terbuka,” katanya.

Senin lalu, massa saat aksi menolak PP No 2/2008 di depan kantor Departemen Keuangan menyerahkan donasi Rp 1.614.000 kepada wakil Menteri Keuangan. Uang itu untuk ”menyewa” hutan lindung seluas 2.690 meter persegi selama dua tahun—karena pada tahun 2009 Presiden RI terpilih didesak harus mencabut PP No 2/2008 itu.

Komitmen muncul menyusul penetapan PP No 2/2008 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan. Di sana disebutkan tarif dipatok Rp 1,2 juta-Rp 3 juta per hektar per tahun, termasuk untuk kegiatan pertambangan terbuka di kawasan hutan lindung.

Menteri Kehutanan MS Kaban menyebut, PP itu dimaksudkan bagi 13 perusahaan tambang. Namun, PP itu juga mengatur kompensasi pembukaan hutan lindung dan produksi bagi jalan tol, infrastruktur telekomunikasi, industri migas, dan infrastruktur energi terbarukan, serta peruntukan lain.

”PP itu memanipulasi hukum,” kata Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi. Dalam PP juga tidak tegas disebutkan 13 perusahaan tersebut. ”Ini bukan soal tarif, tetapi hutan yang sudah rusak harus dipulihkan,” ujarnya.

Cabut sukarela

Pemerhati hukum lingkungan Mas Achmad Santosa menyebutkan, proses keluarnya PP No 2/2008 tidak memenuhi asas peraturan perundang-undangan UU No 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Di antaranya, melanggar asas keterbukaan, kejelasan rumusan, dan kedayagunaan.

”Secara sukarela, pemerintah sebaiknya mencabutnya. Tak perlu lewat gugatan hukum,” katanya. Seperti diakui pemerintah, PP ini merupakan hasil negosiasi sejumlah departemen dengan pengusaha.

Rully Syumanda dari Walhi mengatakan, pihaknya akan terus menggalang dukungan publik untuk melindungi hutan dari ancaman kerusakan dengan meminta uji materi.

Terapkan standardisasi

Menanggapi silang pendapat tentang pemanfaatan hutan lindung untuk pertambangan, Bambang Setiadi, Kepala Badan Standarisasi Nasional, menegaskan perlu penerapan standardisasi hutan dan neraca sumber daya hutan. Menurut Bambang, ada standar yang dapat diadopsi untuk diterapkan di Indonesia.

Perhitungan nilai guna secara tidak langsung hutan konservasi yang dilakukan Nugroho dari Institut Pertanian Bogor tahun 2003 menunjukkan, untuk area seluas 158.000 hektar nilai ekonomis yang dapat diraih mencapai lebih dari Rp 33,5 triliun.

Komponen jasa ekosistem hutan yang memberi nilai ekonomi meliputi keteraturan iklim atau cuaca, suplai air, pengendalian erosi, penyusunan formasi tanah, siklus nutrien, pengelolaan limbah, produksi makanan, sumber bahan baku dan genetik, sebagai obyek budaya dan wisata. Juga harus dilihat jumlah penduduk yang bergantung pada keberadaan hutan yang lestari. (GSA/YUN)
sumber Kompas, 6 Maret 2008

03 Maret 2008

Peserta Konferensi Menunggu Pemimpin Baru AS

Bangkok, Rabu - Meskipun Amerika Serikat memaksa untuk terlibat secara mendalam pada konferensi mengenai perubahan iklim di Bangkok pekan ini, sejumlah negara peserta justru berpandangan jauh ke depan, menunggu adanya pemimpin baru AS.

Para negosiator dari sekitar 190 negara saat ini sedang berusaha merancang kesepakatan baru terkait pengurangan emisi gas rumah kaca untuk menghambat peningkatan temperatur Bumi. Batas waktu kesepakatan itu adalah tahun 2009 untuk memberikan kesempatan negara-negara peserta untuk meratifikasinya. Kesepakatan tersebut merupakan lanjutan dari Protokol Kyoto yang tahap pertama pelaksanaannya akan berakhir 2012.

Perundingan tersebut menjadi krusial karena saat ini sedang berlangsung proses pemilihan presiden AS yang berpuncak akhir tahun ini. Amerika Serikat adalah negara maju dengan penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Sejauh ini, AS menolak meratifikasi Protokol Kyoto, dan mengatakan melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca menurut versinya sendiri. Negosiasi tentang seberapa besar negara- negara maju harus mengurangi emisi gas rumah kacanya tidak dapat dicapai hingga presiden baru AS mulai menjabat tahun depan.

”Bagaimana sebenarnya komitmen AS, tidak pernah jelas dan saya curiga, kita tidak akan mendapatkan sinyal yang jelas dari AS hingga akhir pemilu,” ujar Ian Fry, wakil dari Tuvalu—salah satu negara pulau kecil, Rabu (2/4). ”Ketidakpastian ini benar- benar menyulitkan, terutama untuk negara pulau kecil,” tambahnya.

Sementara itu negara-negara berkembang dalam konferensi perubahan iklim di Bangkok ini menegaskan sikap, mereka tidak akan menandatangani kesepakatan jika tidak diberi kucuran bantuan biaya miliaran dollar AS untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Sebaliknya negara-negara kaya menyatakan bersedia membantu tetapi tidak sepakat tentang cara bagaimana memberikan bantuannya apakah secara sukarela seperti usulan AS, atau seperti usulan Eropa, yaitu izin terkait polusi yang dikenakan di dunia perdagangan untuk mendapatkan dana tersebut. (AP/isw)
sumber, Kompas 3 Maret 2008