09 Mei 2008

earth day


Earth day atau Hari Bumi merupakan hari yang penting banget buat Surfer Girl. untuk merayakan hari special ini Surfer Girl kerja bareng Kuta Seaview di acara sosial Go Green. Bersama perwakilan dari tourism company dan organisasi sosial di seputaran Bali, Surfer Girl dan GUS (Gelombang Udara Segar) ikutan acara bersih-bersih pantai, tanam pohon di seputaran pantai Kuta, melepas anak kura-kura dan menyumbang beberapa tempat sampah yang nantinya akan di tempatkan di seputar pantai kuta untuk menjaga kawasan wisata ini tetap bersih. Dengan tema yang keren banget "Go Green, Go Clean and Live Cool" acara yang satu ini sukses memberi sedikit upaya untuk menjaga kelestarian alam terutama Pantai Kuta yang telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar Kuta.
Setelah berpanas-panas ria di pantai, acara entertainment disiapkan di Rosso Vivo Dine & Lounge untuk para participant acara social Go Green. Fashion Show yang di sponsori oleh Surfer Girl, body painting art dan live DJ performance bikin Earth Day jadi super special.
sumber Surfer Girl Newsletter | Fresh N Free # 24

26 April 2008

Inilah yang dimaksud Pemanasan Global (Global Warming)


Hallo BUMIZER, mungkin kalian semua juga bertanya-tanya mengenai apa yang dimaksud pemanasan global? Mungkin selama ini kalian belum menemukan maksudnya di blog ini. Nah sekarang ini, saya akan coba memberi gambaran dan penjelasan singkat mengenai pemanasan global yang diambil dari berbagai sumber. Kalian mau tau bukan?

Bumi kita ini secara keilmuan, diselimuti oleh lapisan atmosfer. Atmosfer ini berguna untuk melindungi bumi dari sinar matahari yang berlebihan. Seharusnya sinar matahari yang masuk ke bumi itu dipantulkan kembali ke angkasa untuk mencegah panas yang berlebihan, nah hal ini tidak berjalan dengan baik akibat adanya gas-gas di atmosfer yang menghalangi. Gas-gas di atmosfer yang menghalangi tersebut bisa kalian bayangkan seperti bumi terselimuti oleh kaca, kaca tersebut sebagai gas-gas. Penghalang tersebut menyebabkan sinar matahari yang seharusnya terpantul ke angkasa kembali terpantul ke bumi (efek rumah kaca). Gas-gas yang dimaksud seperti karbondioksia (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O). Gas-gas tersebut dihasilkan oleh aktivitas manusia (industri energi, transportasi, industri, rumah tangga dan jas). Akibatnya suhu di bumi mengalami kenaikkan, kenaikkan tersebut mengakibatkan perubahan iklim. Suhu bumi 33 derajat celcius awalnya, sekarang meningkat menjadi 1,5-40 derajat celcius dengan peningkatan 0,5-0,6 derajat celcius tiap tahunnya. Bisa kalian bayangkan jika suhu bumi tiap tahun meningkat, bumi kita bisa "terbakar" dan kehidupan di bumi bisa musnah.
Hal diatas itulah yang disebut sebagai pemanasan global (global warming) meningkatnya temperatur global akibat efek rumah kaca.

Pemanasan global menyebabkan:
-pelelehan es di kutub
-kenaikan muka air laut
-perluasan gurun pasir
-peningkatan hujan dan banjir
-perubahan iklim
-punahnya flora dan fauna tertentu
-migrasi fauna dan hama penyakit, dsb

Bahaya banget hal-hal yang timbul akibat pemanasan global kan? Ironisnya, gas-gas yang menjadi penghalang tidak bisa dihilangkan. Gas-gas tersebut hanya bisa dikurangi oleh penghasilnya, kalau perlu jangan lagi menghasilkan gas-gas penghalang tersebut! Penghasilnya adalah semua hal yang bergantung pada bahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi), seperti sektor industri dan tranportasi, karena 2 sektor itu yang paling besar menghasilkan gas-gas penghalang tersebut. Hentikan sekarang juga sebelum terlambat! Jangan gunakan lagi!

Sudah jelas bukan mengenai pemanasan global?
Sekarang, ayo BUMIZER lakukan yang terbaik buat bumi kita, jangan lagi menambah panas suhunya, tapi turunkan suhunya sekarang juga! Belum ada kata terlambat! Banyak hal yang dapat kalian lakukan, seperti apa yang telah saya bagikan di blog ini. Dukung penurunan suhu bumi sekarang juga! Tetap semangat, percayalah masih ada hari esok yang lebih baik.

24 April 2008

Untuk Bumi


hijau hijau dan hijau
itulah impianku buat bumi
semua yang ada dalam dirimu menjadi seperti dulu, hijau
tidak terjamah, menyejukkan diri
berbagai cara kutempuh untuk menjadikan hijau
janganlah kau bersedih, maafkan kami manusia-manusia
janganlah kau berpaling dari kami
kami butuh engkau
kami janji dengan sepenuh hati setulus hati kami
curahkan segala daya untuk menghibur engkau yang sedang dilandang rasa duka
sambutlah kami dengan lapang dada untuk penghibur lara
kami akan membuatmu kembali hijau
hijau hijau dan hijau


SELAMAT HARI BUMI...

21 April 2008

21 April 2008, Kertas

1 Langkah lagi dalam hidupku...
beraksi buat turunin suhu bumi.
Terobosan besar buat penulisan skripsiku ini, dosen pembimbingku ternyata juga merupakan salah satu dari manusia di bumi yang cinta dan peduli dengan bumi. Hebat...

Seluruh pra laporan skrispiku tidak menggunakan kertas sebagai medianya, tetapi menggunakan data file yang tersimpan dalam sebuah flash disk untuk konsultasi revisi. Berapa banyak kertas yang sudah terhemat... Senang rasanya. Coba kalian bayangkan jika setiap konsultasi ada kesalahan penulisan yang salah pada lembar pra laporan skrispiku, aku harus mencetak ulang lagi dan yang lebih parah aku harus mengambil kertas lagi. Banyak kertas yang akan terbuang bukan? Adalah suatu langkah yang tepat menggunakan media flash disk, selain menghemat kertas juga menghemat tinta untuk mencetak.

Mungkin ini merupakan ide yang bagus buat teman-teman mahasiswa yang sedang skripsi atau membuat laporan kerja praktek ataupun pra laporan lainnya. Hal ini mungkin juga merupakan suatu himbauan yang patut dipikirkan oleh para dosen pembimbing. Bahwa pra laporan skripsi atau pra laporan lainnya ternyata tidak harus dicetak di kertas, tetapi bisa menggunakan sebuah flash disk untuk medianya ketika masih sedang dalam tahap konsultasi yang membutuhkan revisi.
Nantinya jika harus dibuat laporan resmi skripsi atau laporan resmi lainnya baru dicetak di kertas.

Ayo BUMIZER (para pencinta bumi) terus dukung aksi nyata kita, buat bumi kita ini.
Tetap semangat dan tatap hari esok dengan penuh harapan.

17 April 2008

1001 Ways to Make THe WOrld a Better Place


Shop with a canvas bag instead of using paper and plastic bag. Wash clothes with cold water instead of hot. Turn off electrical appliances when not ini use. Connect your outdoor lights with a timer. Use traps instead of rat poisons and insect killers. Minimize pesticide use. Copy and print on both sides of paper. Reuse items like envelopes, folders and paper clips. Use mailer sheets for interoffice mail instead of an envelope. Use e-mail instead of paper correspondence. Use recycled paper. Use discarded paper for scrap paper. Use a ceramic or glass coffe mug instead of a disposable cup. Use solar power for home and water heating. Purchase radial tires and keep them properly inflated for your vehicle. Paint with brushes or rollers instead or using spray paints to minimize harmful emissions. Install water saving devices on your faucets and toilets. Don't wash dishes with the water running continuously. Avoid products with several layers of packaging when only one is sufficient. Only use electrical appliances when you need them. Buy recycled products. Maintain and repair durable products instead of buying new ones. Reuse item like bags and containers when possible. Use cloth napkins instead of paper ones. Use reusable plates and untensils instead of disposable ones. Use reusable containers to store food instead of aluminum foil and cling wrap. Buy rechargeable batteries for devices used frequently. Reuse packaging cartons and shipping materials. Old newspaper make great packaging material. Use public transit whenever possible. Compost your vegetable scraps. Buy used furniture. Recylce everything: newspaper, bottles and cans, aluminum foil, etc. Don't use electrical appliances when you can easily do by hand, such as opening cans. Use cold water in the washer whenever possible. Use less chemical when cleaning. Save wire hangers and return them to the dry cleaners. Donate used items to a charitable organization or thrift shop. Flush the toilet less often. Turn off the water heater before you leave for vacation. Start a compost pile. Use only organic fertilizers. Compost your leaves and yard debris, or take them to a yard debris recycler. Use compact fluorescent light bulbs to save energy. Grow bamboo instead of building a fence. Use a flash drive instead of electric a CD. Advise people around you about the dangers of global warming. Eat all your meal at the restaurant to avoid taking home in plastic bag. Use waste water from washing clothes to water your plants. Use sunlight instead of electric light. Turn off the engine while fueling your car. Take the stairs instead of using the elevator. Stop wasting food because food scraps give off menthane gas. Clean your air conditioning regulary. Stop using aerosol sprays to reduce CFC. Open the window to cool your room instead of using air conditioning. Buy products that are labeled environmentally friendly. Use a car that is just big enough for your family. Use biological energy like biodiesel and ethanol. Replace your old refrigerator. Befrost your refrigerator regulary. Take out the unnecessary items from the refrigerator every week. Use sunlight to dry your clothes. Use clothes made from natural resources. Install an automatic safety cut-out for your electricity system. Use green colored glass to reduce the heat in your home. Stop burning grass in the field. Reduce the brightness of your computer monitor. Set a timer to turn off your air conditioning before down. Build houses to make use of natural air currents and light. Don't put hot food in refrigerator. Grow your own kitchen garden. Buy organic vegetables. Buy locally made products to reduce transportation. Divide your recyclable garbage into relevant materials. Turn off your computer monitor at break times. Shut off electrical equipment in the evening when you leave work. Use a portable computer as it uses less energy than a desktop model. Just print in black and white whenever possible. Do not drive over the speed limit. Don't carry unnecessary stuff in the trunk of your car. Check your car regulary to make sure it is in good condition. Check your tires regulary. Check your car for oil or other leaks, and recycle motor oil. Keep your car tuned up and you oil changed. Keep your tires properly inflated. Keep your wheels propely aligned. Cut driving miles. Save trash and dispose of it at a rest stop. Buy a car that is more fuel-efficient and produces lower emissions. Use Honda Civic Hybrid. Use smaller paper for smaller memos. Avoid buying food or products packaged in plastic or styrofoam containers since they cannot be recycled. Buy locally grown food when possible. Don't buy products made from endangered animals. Join a conservation organization. Volunteer your time to conservation projects. Give money to conservation projects. Encourage your family, friends, and neighbors to save resources too. Teach children to respect nature and the environment. Plant a tree. Use recycled bag to save the environment

sumber, Kompas 17 April 2008 (Inspiratorial)

Apakah Benar Suhu Bumi Kita Dapat Turun???


Apakah benar suhu bumi kita ini dapat turun??
Sebenarnya pertanyaan tersebut merupakan bagian dari bincang-bincang kecil dengan salah seorang dosen muda di kampusku yang merupakan salah satu manusia yang masih cinta dan peduli dengan bumi kita.

Bagaimana jika manusia di bumi ini bertambah banyak? kebutuhan manusia bertambah banyak? Akankah bumi kita ini tetap mampu memenuhinya... Apakah bumi kita ini tetap sanggup menampung banyak nya manusia di bumi? Berapa lagi jumlah yang dapat ditampung bumi kita, berapa jumlah seluruh populasi manusia di bumi sekarang? Semua itu merupakan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang timbul pada perbincangan kami.

Jika jumlah manusia di bumi ini bertambah banyak, maka secara tidak langsung berdampak pada pemenuhan kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia akan meningkat secara tajam, kebutuhan pokok (pangan, sandang, dan papan). Semua kebutuhan manusia semua itu bersumber dari bumi. Dan akankah bumi kita tetap hijau setelah kita manusia-manusia menguras habis apa yang ada di bumi.

Ini hanya pemikiran sederhana, jika memang manusia bertambah banyak, maka seharusnya perlu dipikirkan untuk kedepannya. Apakah manusia hanya bisa tinggal di bumi saja, bagaimana kalau tinggal di atas bumi (luar angkasa) atau di dalam bumi (laut), karena sudah jelas bahwa daratan semakin lama semakin penuh sesak dan tidak dapat menampung semua manusia. Apabila masih ingin tetap berada di daratan, mungkin pembangunan rumah-rumah sekarang harus menjulang tinggi. Dan itu sangat menghemat lahan yang digunakan. Berapa banyak pohon yang dihemat untuk cagak pondasi sementara ketika pembangunan rumah, berapa banyak besi yang dihemat untuk pagar tiap rumah, berapa banyak genteng yang dihemat untuk tiap rumah, dan masih banyak lagi penghematan yang ada. Penghematan itu sangat berdampak bagi kelestarian bumi. Dengan itu kita tidak harus mengorbankan alam.

Semua hal yang kita lakukan merupakan hal-hal yang mengorbankan bumi. Akankah suhu bumi dapat turun jika kita mengorbankan bumi?
Ini dapat menjadi suatu refleksi bagi manusia-manusia yang masih cinta dan peduli kepada bumi. Apakah kita suah berbuat yang terbaik untuk diri kita, terlebih untuk alam lingkungan kita.
Tetap semangat manatap hari esok yang lebih baik.

Finding The 5th "RE"


Pikiran ku melayang kemana-mana, aku ga tahu harus mulai dari mana.
Pemikiran itu bermula ketika aku bertemu dengan salah seorang dosen muda di kampus ku yang sepertinya dia merupakan salah seorang manusia di bumi yang masih cinta dan peduli kepada bumi.
Berawal dari sebuah perbincangan kecil mengenai pendapat "BLOG"ku ini, ketika aku meminta saran dan kritik dari pak "H", respon pak "H" menurutku sangat membangun untuk masukkan buat blog ku ini, salah satu nya mengenai judul blog ku "cerdas kelolah sampah", disana aku memaparkan 4 cara efektif yang ada sekarang yang dapat dilakukan untuk mengelolah sampah, setahu ku dari berbagai sumber yang kudapat hanya 4 cara tersebut yang ada, yaitu REDUCE (mengurangi), REUSE (memakai kembali), RECYCLE (mendaur ulang), REPLACE (mengganti). Malahan sebenarnya RE ke 4 yaitu REPLACE masih baru-baru ini di'gaung'kan menjadi cara efektif kelolah sampah yang berawalan dengan 'RE'. Tapi setelah pembahasan singkat kami mengenai 4 RE, beliau mengemukakan pendapatnya bahwa, sebenar nya ada lagi RE yang ke 5... Dari situ lah awal diriku untuk lebih berpikir lagi menemukan RE yang ke 5... Berdasarkan pemikiran seperti ini: "Sebuah barang sebenarnya bisa dikurangi, di pakai kembali, di daur ulang, atau diganti. Tapi bagaimana jika barang tersebut ternyata tidak bisa dikurangi pemakaiannya, dipakai kembali, didaur ulang, atau diganti..." nah ada jawabannya. Yaitu RE ke 5 jawabannya.
Semoga aku cepat menemukan RE yang ke 5. Aku percaya bahwa RE yang ke 5 juga merupakan cara yang efektif untuk mengelolah sampah, dan benar-benar berdampak untuk menurunkan suhu bumi kita ini.

Ayo BUMIZER (para pecinta bumi)... bantu aku menemukan RE yang ke 5, kalian dapat langsung menulis jawabannya pada kolom chat box (PESAN UNTUK BUMIKU) yang ada di bagian samping kanan halaman blog ini. Tetap semangat bahwa hari esok tetap ada, dan bumi kita tetap bertahan...

16 April 2008

Planet Green


On April 16, Discovery Channel will launch Planet Green in Asia. Planet Green will feature 50 hours of programming in 2008 which viewers will be able to catch every Wednesday at 2200 hrs (10:00 pm SIN/HK) – from Asian relevant stories produced out of the region, to global specials drawing from Discovery Communications’ unprecedented US$50 million investment in original content that celebrates, preserves and protects the environment.

The block kicks off with FIVE WAYS TO SAVE THE WORLD, which takes a look at five radical – but perhaps necessary – ideas which attempt to address some very real environmental issues that we are facing today.

Climate change is being felt the world over and if global warming continues to increase the effects could be catastrophic. Some scientists and engineers are proposing radical, large-scale ideas that could save us from disaster. On FIVE WAYS TO SAVE THE WORLD, three of the proposed ideas look at reducing the power of the sun thereby cooling the planet, while the other two ideas attempt to tackle the problem of excess carbon dioxide – the cause of global warming.

Professor Roger Angel from Arizona – the designer of the world’s largest telescope – has proposed a solution that he hopes will help cool the planet. He plans to put a giant glass sunshade in space which will deflect a small percentage of the sun’s rays back into space. Dutch Professor Paul Crutzen – who won the Nobel Prize for chemistry when he discovered the causes of the hole in the ozone layer – wants to fire hundreds of rockets loaded with tons of sulphur into the stratosphere, effectively creating a vast but very thin sunscreen around the earth. British atmospheric physicist Professor John Latham and engineer Stephen Salter, have designed a fleet of remote-controlled yachts which will pump fine particles of sea water into the clouds, increasing their thickness and reflecting the suns rays.

To combat global warming, Sydney engineer Professor Ian Jones proposes to feed plankton with gallons of fertilizer to boost plankton growth and absorb carbon dioxide from the air. Meanwhile, New York-based Professor Klaus Lackner has designed a carbon dioxide capturing machine and his plan is to deploy more of them across the globe to suck in carbon dioxide, turn it into a powder and then dispose of it by bury it deep under the ocean in disused oil or gas fields.

Many scientists are reluctant advocates of these ideas, and believe that we should instead be cutting down on our use of fossil fuels as a more realistic solution. But is time running out for planet? The FIVE WAYS TO SAVE THE WORLD proposed by these five men might have unknown side effects, but some scientists believe we may soon have no choice but to put these radical and controversial plans into action. How realistic are these plans? Hear about the scientific theories and reasoning behind them, and tune in to Planet Green to find out if they could really work.

sumber http://www.discoverychannelasia.com/ontvindex/planet_green/index.shtml

09 April 2008

8 April 2008, listrik


Sepertinya penggunaan listrik sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari manusia. Mulai dari perkantoran, pabrik, mall-mall, sampai rumah tangga pun tidak dapat terpisahkan dari yang namanya: LISTRIK. Penerangan menggunakan listrik; mesin cuci, setrika, vaccum cleaner, TV, dan peralatan rumah tangga yang lain pun, termasuk komputer, memakai listrik. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana manusia saat ini bisa hidup di masa-masa dimana listrik belum ditemukan... Bisa-bisa semuanya stress dan jadi gila, bahkan mungkin bisa bunuh diri...

Namun yang perlu disesalkan, begitu mudahnya manusia mendapatkan pasokan listrik membuat manusia lalai dalam pemakaiannya. Kadang kita menyia-nyiakan listrik, listrik digunakan lebih dari sebagaimana mestinya. Seperti misalnya pemakaian lampu. Sering kita jumpai, baik di rumah maupun perkantoran, lampu sudah menyala sejak pagi hari, AC dan alat-alat elektronik rumah tangga maupun perkantoran lainnya pun juga telah dinyalakan sejak pagi hari. Hal tersebut merupakan pemborosan pemakaian listrik. Semestinya, di pagi hari, yang perlu dilakukan hanyalah membuka jendela; melakukan hal yang demikian sudah merupakan tindakan yang efektif yang memberikan 2 manfaat sekaligus. Yang pertama: kita tidak perlu untuk meyalakan lampu lagi, karena cahaya matahari yang masuk telah cukup untuk menerangi ruangan. Lalu, udara pagi masih bersih dan sejuk sehingga kita tidak butuh untuk menyalakan AC.

Mungkin sudah menjadi sifat buruk manusia untuk membuang-buang atau memboroskan barang yang dimiliki pada awalnya, kemudian ketika mereka sadar bahwa persediaan barang yang mereka miliki sudah menipis, baru mereka kelimpungan berupaya mencegah agar barang-barang tersebut tidak habis.

Untuk meng"ada"kan listrik, dibutuhkan tenaga, nah hasil pembuangan sisa itu menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan besar-besaran di bumi ini. Pengolahan batu bara atau minyak bumi itu menghasilkan karbon dioksida. Sepertinya manusia telah menyadari hal itu dan mulai mengambil tindakan yang nyata untuk mengatasi pemanasan global tersebut. Seperti yang aku baca di sebuah koran di Surabaya, beberapa waktu yang lalu, di Sidney, beberapa gedung megah, di”gelap”kan dalam waktu satu jam. Pemerintaha di sana mengambil kebijakan untuk mematikan listrik di beberapa gedung tersebut sebagai upaya penghematan listrik dan pengurangan pemanasan global. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengambil sikap serupa setahun belakangan ini, mengkampanyekan penghematan listrik, menghentikan pemakaian TV, seterika, dan beberapa barang elektronik lain dalam waktu-waktu tertentu, kalau tidak salah, mulai jam 6 sore sampai jam 9 malam. Namun bagaimana realisasi dari anjuran pemerintah tersebut, aku masih menyangsikan. Coba saja lihat betapa banyak bertebaran acara sinetron maupun reality show yang jam tayangnya tepat di saat TV harus dimatikan, sesuai dengan anjuran pemerintah. Dengan rating yang diraih baik oleh sinetron maupun acara reality show tersebut, dapat dipastikan anjuran pemerintah hanya sekedar lewat di benak masyarakat. Kalau boleh aku berpendapat, seharusnya pemerintah mengupayakan penghematan listrik tidak setengah-setengah. Kalau perlu, stasiun-stasiun TV dapat diminta untuk menghentikan siarannya selama 1 atau 2 jam saja di sekitar jam-jam yang telah ditetapkan pemerintah, wah, coba bayangkan, setiap rumah mengurangi pemakaian listrik untuk TV selama 2 jam, kalikan saja dengan jumlah penduduk di Indoenesia, sudah berapa banyak listrik yang dihemat? Itu baru di Indonesia, coba setiap kota di semua negara melakukan hal yang serupa, mungkin pemanasan global yang terjadi di dunia tidak akan menjadi separah saat ini ya...

Mulai beberapa bulan yang lalu, aku telah mencoba untuk menerapkan anjuran pemerintah tersebut. Walau bukan mematikan TV pada jam-jam yang telah ditetapkan, aku membiasakan diri untuk mematikan lampu kamar ketika aku sedang tidak berada di kamar, dan mematikan TV (bukan dalam posisi stand-by) ketika tidak dilihat. Kelihatannya hal tersebut tidak berarti apa-apa, namun dengan melakukan hal demikian, aku berharap aku dapat memberikan sumbangsih dalam gerakan penghematan listrik dan pengurangan global warming... Semoga saja memang begitu kenyataannya...

31 Maret 2008

Cool Down

Panas Panas Panas...
Duh bumiku kepanasan neh...


Help Me! TolONg!!!
TurunKan SuhU nya! TurunKAn SuHU Nya!
Aku sudah Tidak tahan lagi. PAnas Banget, panas...
Jangan sampe buat aku mati kepanasan...
Semakin lama semakin panas.
Wahai Manusia yang ada di bumi, jangan cuman kamu-kamu
menambah panas, kasihanilah aku!!! Aku tidak mau
kepanasan!!!

Bantu aku... bantu aku, biar aku tidak kepanasan...
Aku mau mempertahankan hidupku sampai selama-lamanya!

aku tidak mau kepanasan lagi!!!



NAh, Guys! pecinta BUmi, itu yang tejadi pada bumi kita sekarang ini, dia sedang meronta-ronta kepanasan, kalian-kalian yang masih peduli dengan bumi kita, dan tidak ingin kita melihat bumi kita ini mati kepanasan, ayo gabung sama kita-kita, manusia-manusia yang masih peduli dengan bumi!

29 Maret 2008

Akhirnya


"Sebongkah es dari Antartika yang besarnya setara dengan tujuh kali luas Manhattan tiba-tiba longsor. Kejadian ini membuat sisa es yang lebih besar akan berisiko longsor pula. Demikian disampaikan para ilmuwan di Washington, Amerika Serikat, Rabu (26/3/08)." Sumber Kompas, Kamis 27 Maret 2008
"Es yang longsor termasuk besar, berukuran sekitar 415 kilometer persegi. Itu berarti seluas dua pertiga Singapura, atau Jakarta yang sekitar 600 kilometer persegi. Padahal induk gunung es yang longsor itu dikenal sebagai Balok Es Wilkins sebelumnya aman-aman saja di tempatnya selama 1500 tahun terakhir. Dengan runtuhnya salah satu bagian Balok Wilkins ini, struktur yang tersisa pun lalu menjadi lebih rapuh. Menyusul tejadiya longsor yang berawal tanggal 28 Februari ini, ilmuwan Inggris yang bekerja di British Antarctic Survey, David Vaughn, menyatakan, peristiwa itu merupakan hasil pemanasan global. kita sependangan dengan Vaughn karena sesungguhnya peristiwa tersebut suda diramalkan seiring dengan merebaknya kekhawatiran akan dampak pemanasan gobal. Dewasa ini suhu rata-rata Bumi meningkat akibat atmosfer semaki banyak mengandung gas karbon dioksida. Gas ini merupakan produk aktivitas menusia, baik melalui pabrik-pabriknya maupun melalui alat transportasinya, yang banyak menggunakan bahan bakar fosil. Akibatnya, radiasi panas sinar matahari tidak leluasa lagi kembali ke ruang angkasa, tetapi terperangkap di sekitar permukaan Bumi. Inilah feomena yang dikenal sebagai green house effect karena serupa dengan apa yang terjadi pada sebuah rumah kaca."
Sumber Kompas, Jumat 28 Maret 2008


Pertama yang terbersit dalam pikiran ku hanyalah "kosong". Aku tercengang beberapa saat ketika membaca berita tersebut, apalagi terpampang pada "headline" sebuah koran nasional. Apa benar bumi kita ini sudah hampir mendekati "kepunahan nya"...
Membuat ku jadi berpikir untuk tetap menatap hari esok dengan lebih semangat untuk menghindari "kepunahan" bumi kita. Aku akan tetap berusaha semaksimal mungkin apa yang aku bisa kulakukan. Aku akan menempuh berbagai hal yang dapat kulakukan untuk tetap membuat turun suhu bumi kita. Nah aku sudah menuliskan apa saja yang sedang dan sudah aku lakukan pada artikel-artikel dalam blog ku ini, seperti tidak menggunakan AC; tidak mencabuti dan merusak rumput-rumput, pohon; mengelompokkan sampah.
Berat rasanya apabila kulakukan sendiri, maka itu aku juga ingin mengajak teman-teman yang masih peduli dengan bumi kita ini untuk melakukan hal-hal yang setidaknya sama dengan aku. Bila teman-teman juga masih peduli, percayalah bahwa bumi kita ini masih ada hari esok yang lebih baik.

22 Maret 2008

22 Maret 2008


Mulai hari ini, aku bertekad akan melakukan sebuah terobosan besar dalam hidupku! Mengurangi pemakaian AC!

Beberapa hari yang lalu aku baru tersadar kalau percuma saja aku melakukan upaya-upaya mengurangi pemanasan global seperti pengelompokkan sampah, menghilangkan keisenganku mencabuti tanaman, dan juga melakukan sosialisasi kepada orang lain kalau aku sendiri ternyata juga secara rutin ikut berpartisipasi dalam kenaikan suhu secara drastis yang terjadi di dunia ini.

Bisa dibilang bahwa aku termasuk orang yang tidak bisa hidup tanpa AC. Begitu aku pulang kampus atau setiap aku ada di rumah, AC selalu wajib menyala. AC kamarku baru mati ketika aku sedang tidak berada di rumah. Padahal aku ini termasuk anak rumahan lho. Jadi kalian bisa bayangin sendiri kan, bagaimana pemakaian AC di rumahku... Sedangkan freon yang terdapat dalam AC dan lemari es merupakan salah satu penyumbang terbesar kenaikan suhu dunia kita.

Aku harus mengambil suatu sikap dan membuat niatan yang baru kalau begitu ceritanya he he he. Ini bakal menjadi hal yang paling berat untuk aku lakukan! Mulai saat ini, aku akan mengurangi pemakaian AC-ku. AC hanya akan aku nyalakan ketika aku sudah mengantuk dan bersiap untuk tidur. Selebihnya aku akan memakai kipas angin saja. Sudah terbayang olehku, betapa beratnya resiko yang akan kutanggung sebagai akibat dari pelaksanaan niatku ini. Tapi apa boleh buat, demi mencegah agar suhu udara tidak semakin panas. Toh nantinya kalau udara semakin panas tidak terkendali, aku akan jauh lebih repot dan menderita... Di saat AC sudah tak lagi mempan untuk melawan udara panas yang ada, apa yang harus aku lakukan? Ah, lebih baik aku bersusah payah dulu sekarang daripada lebih harus lebih menderita lagi nantinya...

Begitu pula dengan penggunaan AC mobil. Sebisa mungkin, kalau situasi tidak memaksa, seperti turun hujan misalnya, aku akan membuka jendela mobil saja dan me–non active-kan AC. Ini berarti aku harus bersiap-siap dengan udara panas yang menyengat dan dengan debu-debu yang beterbangan, juga dengan asap-asap kendaraan bermotor yang berlalu lalang di jalanan. Namun aku sudah memikirkan solusinya! Aku akan memakai masker! Meski tidak menjamin seratus persen, debu dan asap kendaraan tidak akan masuk ke mulut kita atau terhirup oleh kita, paling tidak itu sudah menjadi suatu tundakan pencegahan, suatu tindakan antisipasi yang sangat berguna untuk menjaga kesehatan kita.

Tak cukup hanya itu, aku juga akan menasehati teman-teman di kampusku untuk meng-active–kan satu buah AC saja dari dua AC yang ada di setiap ruangan kelas di kampusku. Aku harap mereka juga akan sadar, mau mengerti dan ikut pula bertindak dalam mengurangi pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.

19 Maret 2008

19 Maret 2008


Akhirnya hari ini hujan juga... Lumayan lebat juga hujannya. Kalau melihat orang–orang yang menepi di pinggir jalan tadi karena ga bawa jas hujan, aku merasa kasihan juga... Tapi aku lebih kasihan lagi melihat orang-orang yang rumahnya kebanjiran yang sampai harus mengungsikan keluarga dan harta benda mereka. Kebanyakan dari mereka ketika diwawancarai mengatakan bahwa kejadian itu tidaklah sepenuhnya bencana alam, tetapi merupakan kesalahan dari manusia sendiri... Pohon-pohon ditebangi secara liar, hutan-hutan dipangkas dijadikan area perumahan atau industri, pola hidup masyarakat yang seenaknya sendiri membuang sampah sembarangan, tangan-tangan iseng mereka mencabuti tumbuhan yang ada di dekatnya...

Dulu aku termasuk salah satu orang yang hobi merusak lingkungan sekitarku hanya atas dasar keisengan belaka. Ketika ngobrol dengan teman-temanku di area kampus, aku iseng mencabuti daun dari tanaman yang ada di sampingku. Coba bayangin kalau empat orang saja yang duduk di bangku tempatku duduk itu dan melakukan keisengan yang sama denganku... wah ga sampai 3 hari sudah gundul tanaman itu. Lalu kalau gundul, tentunya dia tidak dapat menyerap air dengan maksimal kan, nah itu yang merupakan cikal bakal terjadinya banjir...

Tetapi tenang saja, sekarang setelah sadar akan Global Warming dan efek-efek yang disebabkannya, telah membuatku berubah kok. Selain masih tetap membudayakan memilah-milah sampah yang kuhasilkan, aku juga sudah menghilangkan keisenganku mencabuti daun-daun yang tidak bersalah kok (hiperbola banget ya bahasaku ha ha ha) Ga sampai di situ saja lho. Aku juga mulai mengajak teman-temanku, mulai dari yang paling dekat yaitu teman se–gank–ku, untuk membudidayakan rasa sayang lingkungan. Meski kelihatannya itu merupakan suatu hal yang simple, dalam kenyataannya tidak begitu lho. Itu merupakan suatu tantangan yang berat banget buat aku. Awalnya aku dicemooh teman-temanku. Mulai yang dibilang sok care lah, sok suci lah, sok jadi anak yang peduli lingkungan lah... Berat banget untuk tetap bertahan ditengah-tengah serbuan mereka itu. Tapi setelah perlahan-lahan aku jelaskan tentang situasi dunia sekarang ini yang mengalami pemanasan global, yang mengakibatkan es-es di daerah kutub sana mencair, dan bahaya-bahaya yang dapat terjadi kalau situasi ini berjalan terus tanpa diatasi, mereka mulai sadar pula dan melakukan hal yang sama denganku. Bahkan yang membuatku bangga, sekarang kami mulai mensosialisasikan hal itu pula kepada teman-teman kami lainnya yang kami temui entah di kantin maupun di sekitar rumah tempat kami tinggal.

Suatu usaha yang tidak akan sia-sia bukan...? Dan mungkin kalau boleh aku berangan-angan , hal tersebut akan menjadi suatu usaha yang secara tidak langsung akan membantu kenaikan suhu secara drastis yang sedang terjadi di dunia saat ini. Semoga saja!

16 Maret 2008

16 Maret 2008

Hi.... Mama-ku baru saja pulang dari pertemuan ibu-ibu PKK tuh. Ternyata memang Global Warming sudah menjadi topik pembicaraan seluruh masyarakat ya. Di sekolah-sekolah, di kampus, di media massa, bahkan di lingkungan rumah pun (juga dalam pertemuan ibu-ibu PKK tadi!) semua mendiskusikan tentang Global Warming. Saat ini semua sedang menggalakan kegiatan-kegiatan yang dapat dan harus dilakukan untuk mengurangi suhu pemanasan global. Masing-masing orang tanpa kecuali dituntut untuk ikut serta dalam program tersebut...

Kata Mama-ku, dalam pertemuan PKK tadi, masing-masing keluarga dihimbau untuk mulai melakukan tindakan yang nyata, yang dapat dimulai dari sesuatu hal yang kecil, seperti misalnya memisahkan dan mengelompokkan sampah-sampah yang dihasilkan menurut kriterianya masing-masing, yaitu yang dapat di daur ulang dan yang tidak dapat di daur ulang. Dari cerita Mama-ku inilah, aku baru tau secara lebih mendetail mana saja bahan-bahan yang dapat di daur ulang, aman yang tidak... Sampah-sampah seperti sisa-sisa sayuran dan kulit-kulit buah termasuk sampah yang dapat di daur ulang, nantinya semua sampah yang dapat di daur ulang itu akan dijadikan satu dan diolah menjadi pupuk melalui mesin composer yang ada di sebelah balai RT, tak jauh dari rumahku. Sedang sampah-sampah yang tidak dapat di daur ulang, dari yang aku dengar dari Mama-ku, nantinya oleh Ibu-ibu PKK bekerja sama dengan Karang Taruna akan diolah menjadi suatu barang yang berguna dan memberikan manfaat.

Aku jadi teringat artikel-artikel dan ulasan-ulasan yang dimuat di salah satu koran langgananku... Kalau tidak salah mereka mengadakan semacam lomba kampung terbersih dan ter-ramah lingkungan, juga lomba kreasi pengolahan sampah-sampah menjadi suatu barang yang mempunyai nilai guna. Seingatku barang-barang hasil kreasi mereka sangatlah unik. Dari bungkus-bungkus softener, mereka dapat membuat sebuah tas jinjing yang menarik dengan kualitas yang cukup baik pula. Dari sampah plastik bekas, dapat dibuat rangkaian bunga plastik yang cantik beraneka warna yang dapat digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik rumah. Wah kreatif benar ya, Ibu-ibu itu...

Melihat tampangku yang sepertinya tertarik akan pengolahan sampah, Mama-ku menawariku untuk ikut serta hadir dan mengikuti pelatihan-pelatihan pengolahan sampah menjadi barang-barang yang bernilai guna yang akan diadakan dalam waktu dekat ini. Ya ampun, Mama-ku ini gimana sih, ya jelas aja aku menolak! Masa aku ditawarin gabung mengikuti pelatihan untuk Ibu-ibu PKK! Wah mau ditaruh dimana nanti mukaku ini, secara aku akan menjadi satu-satunya cowok yang ada diantara Ibu-ibu PKK ha ha ha!

Tetapi memang jujur saja aku tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang akan mereka adakan. Supaya aku bisa tetap berpartisipasi tanpa harus merasa malu, aku meminta Mama-ku untuk mengajariku apa yang ia dapat dalam pelatihan-pelatihan itu. Ide yang bagus kan? Jadi aku tidak perlu bingung menaruh mukaku dimana nih ha ha ha Ditambah mulai saat ini, aku juga akan mulai memilah-milah sampah-sampah yang kuhasilkan menurut kriteria mereka masing-masing. Agak repot sih pasti pada awalnya, tetapi semua kalau diniati dan dibiasakan pasti akan berjalan dengan lancar. Doakan aku ya biar niat ini akan berjalan terus, bukan hanya niat sesaat...

15 Maret 2008

Cerdas Kelolah Sampah

hello BUMIZER (para pecinta bumi)...
aku pengin berbagi tips ama kalian, tips ini berguna banget buat kita untuk menjagain bumi biar tetap dingin. Kalian semua pasti tahu tentang 'SAMPAH', kita adalah salah satu 'pencipta' sampah, nah supaya 'ciptaan' kita tidak membahayakan bumi dan menambah panas bumi, maka apa sih sebenarnya yang harus kita lakukan:


REDUCE (menGuraNgi)
mulailah mengurangi atau berhemat dalam pemakaian barang
mengurangi dan berhemat yang dimaksud disini adalah, kita ini tanpa disadari sebagai orang yang 'boros' dalam penggunaan barang. Kalian tahu tidak, KERTAS, kertas itu terbuat dari pohon, nah semakin banyak kertas yang kita gunakan, semakin banyak pula pohon-pohon yang ditebang. Bisa bayangin tidak, pohon-pohon itu semakin lama semakin sedikit jumlahnya. Padahal, fungsi pohon tersebut berguna banget bagi bumi kita, yaitu sebagai 'PAYUNG BUMI', pohon yang bisa buat bumi kita tetap dingin. Nah kalian udah tahu kan, makanya gunakan kertas sehemat mungkin. Kalo perlu tidak menggunakan kertas.

REUSE (mEmAkAI KEmBAli)
pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali, bukan yang sekali buang
Kadang kita tidak sering menggunakan kertas hanya halaman depannya saja, nah kalau itu bukan merupakan hal penting, maka biasakan gunakan kertas bolak-balik, kalian tentunya lebih hemat juga kan? Selain itu, tanpa kalian sadari, kalian termasuk orang yang cinta bumi. Lakukan hal kecil dari diri kita sendiri.

RECYCLE (MenDAuR uLaNG)
gunakan daya kreasi kamu dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi barang yang berguna
nah banyak banget kan barang-barang yang dapat kita daur ulang, contohnya: kertas dan plastik. Buat kalian-kalian yang mempunyai daya kreasi tinggi, gunakan buat mengolah barang-barang tersebut. Selain itu bisa mengurangi jumlah bekas pakainya, juga bisa menambah uang saku kita, bahkan bisa dijadiin usaha buat kita dengan mendaur ulang barang. Kalian bisa ciptain kerajinan tangan dengan berbagai macam bentuk, tergantung dari kreasi kalian. Ide yang bagus bukan?

REPLACE (MeNGGanTi)
gantilah barang sekali pakai dengan yang tahan lama
Kalo bicara mengenai replace (mengganti) mungkin kita berpikir, apa ya yang harus kita ganti? barang apa yang harus kita ganti? Kamu tahu tidak, jawabannya adalah lampu. Lampu dirumah-rumah kalian itu sebaiknya diganti dengan lampu hemat energi. Kalau bisa jangan gunanakan lampu jenis DOP (bola lampu warna kuning), karena lampu DOP ini membutuhkan energi yang besar banget dibanding dengan lampu hemat energi. Selain itu daya tahan lampu ini lebih pendek dibanding dengan lampu hemat energi. Buruan, kalian-kalian yang masih menggunakan lampu jenis DOP segera ganti dengan lampu hemat energi, selain lebih terang, daya tahan lebih lama dan yang penting hemat energi juga.

8 Cara Mendapatkan Rumah Hijau

GANTI penerangan rumah dengan lampu fluorescent yang lebih hemat energi.

CEK dan bersihkan AC dan alat pendingin lain secara rutin.

GUNAKAN material lokal.

KURANGI konsumsi air dan listrik di dalam rumah.

GUNAKAN material-material yang bebas racun atau bahan organik berbahaya.

PILIHLAH bahan bangunan ulang bisa didaur ulang atau bahan bangunan yang masa tumbuhnya tidak terlalu lama, seperti bambu.

TANAMI pekarangan rumah dengan tumbuhan besar, yang bisa mengurangi cahaya matahari yang masuk ke rumah.

GUNAKAN tanaman lokal karena ia lebih mampu beradaptasi terhadap kondisi tanah setempat, sehingga tak harus diberi perawatan ekstra. Dengan cara ini, Kamu mengurangi pemakaian pupuk, pestisida, dan air.

Green Building Kurangi Resiko Pemanasan Global


Di Amerika Serikat, ada sebuah tolak ukur untuk menentukan apakah bangunan itu layak disebut green building atau tidak. Cara itu dikenal dengan nama LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Cara ini sekarang sudah dilakukan negara lain seperti Uni Emirat Arab, India, bahkan Vietnam.

Ada 6 kriteria yang diukur, yakni pengolahan lahan sekitar (site), penggunaan air, penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu, kualitas di dalam ruangan, dan inovasi. Masing-msing kriteria ini dibagi-bagi lagi menjadi beberapa poin. Tiap poinnya diberi nilai yang berbeda. Jika satu gedung mampu mengumpulkan nilai sejumlah tertentu, barulah ia bisa diberikan sertifikat green building (untuk informasi lebih lengkap, silahkan mengakses www.usgbc.com).

Yang menarik, ada poin yang menyebutkan bangunan mesti memiliki akses mudah ke kendaraan umum. Mudahnya akses ke kendaraan umum akan mendorong karyawan yang bekerja di bangunan itu untuk meninggalkan kendaraan pribadi, yang ujung-ujungnya, terjadi penghematan bahan bakar. Ada lagi poin untuk mengetahui dari mana asal material yang kita beli. Poin ini penting karena ternyata membeli material lokal sama dengan mengurangi pemakaian bahan bakar yang digunakan dalam proses pengangkutan dan mengurangi penggunaan kertas dan plastik, yang digunakan dalam proses pengepakan.

Sayangnya, di Indonesia belum ada kerangka acuan seperti ini. Padahal, sebagai negara dengan pertumbuhan properti yang cukup tinggi, Indonesia seharusnya punya keinginan untuk membangun bagunan berwawasan lingkungan. ATAU, HARUSKAH KITA MENUNGGU SAMPAI PULAU-PULAU KITA TENGGELAM?

14 Maret 2008

Dampak Bumiku Kepanasan Pada Anak


MenuRut American Academy of Pediatric (AAP) mengakui adanya akibat pemanasan global pada kesehatan anak-anak dan membangun strategi untuk melindungi mereka dari potensi kerusakan dan pemanasan global memperburuk penyakit-penyakit umum yang terjadi pada anak-anak seperti asma dan alergi.
dan: ...
-Meningkatnya kerentanan pada luka atau kematian, stress paska trauma, kehilangan pengasuh, mengganggu pendidikan dan pergeseran sebagai akibat dari bencana
yang ditimbulkan oleh cuaca seperti banjir, angin topan dan kekeringan
-Kerusakan pada fungsi paru-paru dan pertumbuhan da4lam kaitan dengan meningkatnya polusi udara
-Peningkatan penyakit waterborne dan food-borne, termasuk infeksi diare akibat kenaikan suhu dan gangguan dalam suplai makanan
-Peningkatan dalam penularan penyakit melalui nyamuk dan kutu/tungau, seperti virus West Nile, malaria, dan penyakit Lyme
-Peningkatan penyerapan dan mudah terkena luka karena panas, terkait dengan kondisi seperti serangan panas (heat stroke) dan kelelahan akibat panas (heat exhaustion)


BahAYa BAnget dan KAsihan Adik-Adik Kita calOn penerus Kita ini kan??? HUh... Bumi kiTa Ini HArus Kita CinTAi! Ayooo DinginKAn! DingiNkAn Bumi Kita Lagi!!!

Mencegah Lebih Baik Daripada ...


Ada Beberapa Cara Mudah yang Dapat KAlian LakukaN untuK menceGAh BUmi Kita ini Semakin KepanasaN:

-HemAT Air
-GanTi LampU yAng ada Dirumah dengan lampu Hemat EnerGi
-HemaT Listrik, Kayak program PemerinTah Kita
-Hemat BBM
-BUang samPAh Pada TempAtnYa
-MeMakaI kendaraan umuM
-KuraNgi SAmpAh PlasTIk


DAN YANG PALING PENTING, JAGALAH HATI KITA INI AGAR TETAP HIJAU DAN CINTAI BUMI

14 Maret 2008


PANAS!!!

Gila, cuaca siang ini panas banget. Jauh lebih panas daripada siang-siang sebelumnya. Musim apa sih ini sebenarnya.... Hujan iya, panas iya... ck ck ck...

Begitu masuk ke mobil, puih, terasa bagai adonan kue yang dimasukkan ke oven. Tinggal tunggu matangnya deh ha ha ha. AC mobil sudah berada di paling kanan, udah mencapai level yang maksimal, tapi kali ini tampaknya ia memang harus mengalah pada panas yang mendera Surabaya. Si setan PANAS ini sudah berhasil merajalela rupanya, bikin pusing orang-orang yang merasakan efek dari serangannya.

Perjalanan dari kampus ke rumah tadi serasa jauh banget, tak kunjung usai. Kalau biasanya aku cuma butuh sekitar 20 menit untuk sampai ke rumah, hari ini tadi bisa-bisa aku menghabiskan waktu 1 jam sendiri di jalan. Belum lagi perasaan stress dan emosi yang timbul sewaktu di perjalanan tadi... Sudah tau panas begitu, semua orang sepertinya saling berebut untuk secepatnya sampai ke tempat tujuan masing-masing. Ga ada yang mau kalah! Semua pada berebut jalan meski kendaraan mereka beresiko terserempet kendaraan lain. Belum lagi orang-orang yang pada jalan and nyebrang seenaknya tuh. Ga pake liat kanan, liat kiri, eh langsung aja mereka jalan bagaikan jalan punya mereka sendiri dan ga ada kendaraan lain yang melintas. Udah pada ga sayang nyawa kali ya... (Itu yang ada di pikiranku...) Kayaknya jaman emang 'dah berubah. Entah ke arah yang baik atau yang buruk!

Begitu sampai di rumah, sehabis 'memarkirkan' mobilku di tempatnya, aku langsung melonjak turun, menyerbu lemari es, berharap masih ada air es yang kudinginkan sejak kemarin malam... Syukurlah masih tersisa setengah botol ha ha ha lumayan untuk menghilangkan sedikit panas yang bergolak di dalam tubuhku...

Setelah melepas sepatu, aku langsung beranjak ke kamarku. Tujuan pertamaku adalah remote AC! Tombol panah bawahlah yang menjadi sasaranku. Kasihan juga kalau kupkir-pikir sekarang... Kalau ia makhluk hidup, so pasti sudah menjerit karena kutekan-tekan dengan begitu cepatnya tanpa jeda, seakan dikejar anjing kalau orang dulu bilang ha ha ha. Kutekan tombolnya sampai angka yang tampak di layar remote itu menunjukkan angka 16, angka yang paling kecil, yang berarti udara dingin yang dikeluarkan AC tersebut sudah yang paling maksimal.

Kuletakkan remote AC itu begitu saja, lalu aku merebahkan diri di kasurku yang empuk ha ha ha nikmat banget rasanya. Tiba-tiba sekelumit pikiran melintas dalam pikiranku... 'Apa panas yang begitu menyengat ini merupakan akibat dari Global Warming ya...? Wah, sudah gawat banget kalau benar begitu... Kita sudah merasakan langsung efek dari Global Warming itu. Aku harus mulai berbuat sesuatu nih. Aku harus mulai ikut melakukan suatu tindakan untuk membantu mengurangi bahkan mungkin suatu hari nanti menghilangkan pemanasan global yang terjadi di dunia kita ini. Akan kupikirkan bagaimana caranya, tapi untuk saat ini biarkan aku beristirahat dulu ya... menikmati hembusan udara dingin yang keluar dari AC kamarku he he he.

11 Maret 2008

Cegah Global Warming, Marissa Tolak Pakai Hairspray

JAKARTA, SELASA – Isu pemanasan global juga ditanggapi serius oleh VJ MTV 2007, Marissa. Perempuan berdarah Batak-Jerman ini mengaku turut berusaha berpartisipasi dalam menekan laju pemanasan global. Salah satunya dengan tidak menggunakan hairspray dan menyetop pembelian makanan dalam kemasan plastik dan kaleng.

“Saya sebagai wanita nggak pake hairspray sama sekali. Karena hairspray itu nomor satu produknya merusak ozon dan juga dalam kemasan botol kaleng. Itu susah banget di-recycle. Kalau kita makan atau masak sendiri, juga nggak usah beli yang instan-instan, karena selalu kita beli di dalam plastik atau sterefoam,” ujarnya usai peluncuran acara MTV VJ Hunt 2008 di Jakarta, Selasa (11/3).

Menurutnya, dengan menghindari makanan di dalam kemasan plastik atau kaleng, ia tidak hanya berpartisipasi dalam mengatasi global warming tapi juga baik untuk kesehatannya.

Perempuan yang baru saja menyelesaikan syuting film pertamanya ini juga mengaku bangga dengan tema global warming yang diangkat oleh MTV untuk ajang pemilihan VJ tahun ini.
“Saya seneng banget tema ini diangkat sebagai tema VJ Hunt 2008 karena MTV sendiri kan tagline-nya “Stay away from drugs and stop global warming”. Tahun ini kita akan buktiiin, kita VJ MTV dan calon-calon VJ, kita sangat peduli dengan lingkungan dan kita juga berusaha, we want make a change,” ujarnya.

Melalui acara ini, ia berharap, anak nongkrong MTV dapat terinspirasi untuk mengambil bagian dalam menekan laju pemanasan global.

“Iya, mudah-mudahan, kalau kita datangi lima kota ini, itu jadi inspirasi untuk semua yang pengen ikut acara ini dan kita juga lebih mengedukasi. Jadi ini lebih fokus ke lingkungan dan mengedukasi anak-anak muda,” tambahnya.

Ketika bercerita tentang film pertamanya yang akan dirilis bulan depan, Marissa juga mengatakan puas dan senang.

“Judul filmnya Namaku Dick, sebuah komedi dan mudah-mudahan keluar bulan depan. Lucu banget, pokoknya harus nonton. Di situ aku jadi cewek yang baik hati banget, jadi peran utama sama Tora Sudiro. Peran saya seperti cewek gitu, tapi kalau dia marah bisa marah banget. Jadi semua emosi saya juga bisa keluar,” ujarnya sambil tersenyum. LIN
sumber, Kompas 11 Maret 2008

06 Maret 2008

Masyarakat Mau "Sewa Hutan"


Jakarta, Kompas - Sejak Wahana Lingkungan Hidup Indonesia mengumumkan donasi publik untuk menyelamatkan hutan Indonesia, sambutan masyarakat di luar dugaan. Ratusan orang menyatakan komitmen untuk ”menyewa hutan” demi kelestarian. Jumlah mereka yang berminat masih terus bertambah.

Masyarakat, mulai dari penjaja gorengan, ibu rumah tangga, pengacara, pelajar, aktivis LSM, artis, dosen, pengacara, hingga rohaniwan, adalah masyarakat yang memberikan komitmen itu.

Sejumlah nama, seperti artis Franky Sahilatua, agamawan Din Syamsuddin, aktivis hak asasi manusia Usman Hamid, dan pengamat politik Sukardi Rinakit, berada di antara daftar itu.

”Minat menyewa hutan terus bermunculan. Kami akan mendesak pemerintah mengatur mekanismenya agar publik dapat menyewa hutan demi kelestarian,” kata Direktur Eksekutif Nasional Walhi Chalid Muhammad di Jakarta, Rabu (5/3). Prioritasnya adalah ”menyewa” hutan lindung yang akan ditambang.

Mantan menteri dukung

Pada diskusi publik seputar PP No 2/2008 di Kantor LP3ES, Jakarta, Rabu, mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nabiel Makarim juga menyerahkan uang Rp 50.000 kepada Manajer Kampanye Hutan Walhi Rully Syumanda. ”Ini simbol penolakan hutan lindung bagi pertambangan terbuka,” katanya.

Senin lalu, massa saat aksi menolak PP No 2/2008 di depan kantor Departemen Keuangan menyerahkan donasi Rp 1.614.000 kepada wakil Menteri Keuangan. Uang itu untuk ”menyewa” hutan lindung seluas 2.690 meter persegi selama dua tahun—karena pada tahun 2009 Presiden RI terpilih didesak harus mencabut PP No 2/2008 itu.

Komitmen muncul menyusul penetapan PP No 2/2008 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan. Di sana disebutkan tarif dipatok Rp 1,2 juta-Rp 3 juta per hektar per tahun, termasuk untuk kegiatan pertambangan terbuka di kawasan hutan lindung.

Menteri Kehutanan MS Kaban menyebut, PP itu dimaksudkan bagi 13 perusahaan tambang. Namun, PP itu juga mengatur kompensasi pembukaan hutan lindung dan produksi bagi jalan tol, infrastruktur telekomunikasi, industri migas, dan infrastruktur energi terbarukan, serta peruntukan lain.

”PP itu memanipulasi hukum,” kata Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi. Dalam PP juga tidak tegas disebutkan 13 perusahaan tersebut. ”Ini bukan soal tarif, tetapi hutan yang sudah rusak harus dipulihkan,” ujarnya.

Cabut sukarela

Pemerhati hukum lingkungan Mas Achmad Santosa menyebutkan, proses keluarnya PP No 2/2008 tidak memenuhi asas peraturan perundang-undangan UU No 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Di antaranya, melanggar asas keterbukaan, kejelasan rumusan, dan kedayagunaan.

”Secara sukarela, pemerintah sebaiknya mencabutnya. Tak perlu lewat gugatan hukum,” katanya. Seperti diakui pemerintah, PP ini merupakan hasil negosiasi sejumlah departemen dengan pengusaha.

Rully Syumanda dari Walhi mengatakan, pihaknya akan terus menggalang dukungan publik untuk melindungi hutan dari ancaman kerusakan dengan meminta uji materi.

Terapkan standardisasi

Menanggapi silang pendapat tentang pemanfaatan hutan lindung untuk pertambangan, Bambang Setiadi, Kepala Badan Standarisasi Nasional, menegaskan perlu penerapan standardisasi hutan dan neraca sumber daya hutan. Menurut Bambang, ada standar yang dapat diadopsi untuk diterapkan di Indonesia.

Perhitungan nilai guna secara tidak langsung hutan konservasi yang dilakukan Nugroho dari Institut Pertanian Bogor tahun 2003 menunjukkan, untuk area seluas 158.000 hektar nilai ekonomis yang dapat diraih mencapai lebih dari Rp 33,5 triliun.

Komponen jasa ekosistem hutan yang memberi nilai ekonomi meliputi keteraturan iklim atau cuaca, suplai air, pengendalian erosi, penyusunan formasi tanah, siklus nutrien, pengelolaan limbah, produksi makanan, sumber bahan baku dan genetik, sebagai obyek budaya dan wisata. Juga harus dilihat jumlah penduduk yang bergantung pada keberadaan hutan yang lestari. (GSA/YUN)
sumber Kompas, 6 Maret 2008

03 Maret 2008

Peserta Konferensi Menunggu Pemimpin Baru AS

Bangkok, Rabu - Meskipun Amerika Serikat memaksa untuk terlibat secara mendalam pada konferensi mengenai perubahan iklim di Bangkok pekan ini, sejumlah negara peserta justru berpandangan jauh ke depan, menunggu adanya pemimpin baru AS.

Para negosiator dari sekitar 190 negara saat ini sedang berusaha merancang kesepakatan baru terkait pengurangan emisi gas rumah kaca untuk menghambat peningkatan temperatur Bumi. Batas waktu kesepakatan itu adalah tahun 2009 untuk memberikan kesempatan negara-negara peserta untuk meratifikasinya. Kesepakatan tersebut merupakan lanjutan dari Protokol Kyoto yang tahap pertama pelaksanaannya akan berakhir 2012.

Perundingan tersebut menjadi krusial karena saat ini sedang berlangsung proses pemilihan presiden AS yang berpuncak akhir tahun ini. Amerika Serikat adalah negara maju dengan penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Sejauh ini, AS menolak meratifikasi Protokol Kyoto, dan mengatakan melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca menurut versinya sendiri. Negosiasi tentang seberapa besar negara- negara maju harus mengurangi emisi gas rumah kacanya tidak dapat dicapai hingga presiden baru AS mulai menjabat tahun depan.

”Bagaimana sebenarnya komitmen AS, tidak pernah jelas dan saya curiga, kita tidak akan mendapatkan sinyal yang jelas dari AS hingga akhir pemilu,” ujar Ian Fry, wakil dari Tuvalu—salah satu negara pulau kecil, Rabu (2/4). ”Ketidakpastian ini benar- benar menyulitkan, terutama untuk negara pulau kecil,” tambahnya.

Sementara itu negara-negara berkembang dalam konferensi perubahan iklim di Bangkok ini menegaskan sikap, mereka tidak akan menandatangani kesepakatan jika tidak diberi kucuran bantuan biaya miliaran dollar AS untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Sebaliknya negara-negara kaya menyatakan bersedia membantu tetapi tidak sepakat tentang cara bagaimana memberikan bantuannya apakah secara sukarela seperti usulan AS, atau seperti usulan Eropa, yaitu izin terkait polusi yang dikenakan di dunia perdagangan untuk mendapatkan dana tersebut. (AP/isw)
sumber, Kompas 3 Maret 2008

12 Februari 2008

Pemanasan Global Ancam Kepunahan Penguin Raja


WASHINGTON, SELASA - Dampak pemanasan global membuat penguin kehilangan habitat dan sumber kehidupannya. Penguin yang hidup dari memangsa ikan dan cumi-cumi di ujung utara Kutub Selatan (Antartika) terancam terus berkurang karena pasokan pangan mereka menurun seiring menghangatnya laut.

Penguin raja, spesies terbesar kedua setelah setelah penguin emperor, berada pada urutan atas rantai makanan di lingkungan hidup mereka di sub-Antartika. Spesies tersebut hidup dengan memangsa ikan kecil serta cumi-cumi dan bukan dari memangsa sejenis tiram, hewan laut berkulit keras yang disukai mamalia laut tersebut.

Kondisi itu membuat penguin raja menjadi petunjuk yang baik mengenai perubahan dalam ekosistem mereka. Demikian laporan para ilmuwan yang diterbitkan di dalam Proceedings of the National Academy of Sciences edisi Februari 2008.

Para ilmuwan CNRS Institut Pluridisciplinaire Hubert Curien di Strasbourg, Perancis, mempelajari penguin raja di Possession Island di bagian selatan Samudra Hindia selama sembilan tahun. Mereka mendapati bahwa tingginya temperatur permukaan laut di daerah tempat penguin itu menghabiskan musim dingin mengurangi banyak mangsa laut mereka yang tersedia, yang pada gilirannya mengurangi angka kelangsungan hidup penguin raja dewasa.

Studi mereka menemukan kemerosotan sembilan persen populasi penguin dewasa untuk setiap 0,26 derajat Celsius pemanasan permukaan air laut. Itu berarti, penguin tersebut dapat menghadapi resiko lebih besar dalam skenario pemanasan global saat ini, yang meramalkan peningkatan 0,2 derajat Celsius pemanasan permukaan air laut setiap dasawarsa selama 20 tahun mendatang.(ANT/WAH)
sumber, Kompas 12 Februari 2008

09 Januari 2008

Empat Spesies Penguin Terancam Punah


Penguin Adelie


Penguin Emperor


Penguin Chinstrap


Penguin Gentoo


JAKARTA, RABU - Penguin adalah satwa yang kini harus berjuang mempertahankan hidup saat lapisan es di kutub utara semakain menysusut akibat pemanasan global. Bahkan, ringkasan penelitian terakhir yang dirilis WWF International menyatakan bahwa empat spesies penguin yang hidup di Antartika terancam punah.

Pemanasan global telah menyebabkan hilangnya lahan paling berharga bagi penguin untuk membesarkan keturunnya. Ancaman kepunahan juga dipicu menurunnya sumber makanan akibta perubahan iklim kutub..

"Kelihatannya binatang kutub ini akan harus menghadapi perjuangan keras yang ekstrem untuk beradaptasi pada perubahan iklim yang tidak bisa diramal,"kata Deputi direktur Program Perubahan Iklim Global WWF Anna Reynolds, belum lama ini.

Semenanjung Antartika memanas lima kali lebih cepat daripada rata-rata pemanasan global. Samudera di bagian selatan sudah dihangatkan sampai kedalaman 3.000 meter.

Area lautan es sudah berkurang 40 persen dari ukurannya sejak 26 tahun lalu. Penurunan ini membuat jumlah udang juga berkurang dan sumber utama makanan

Penguin chinstrap di beberapa koloni berkurang sebanyak 30-66 persen dan membuat penguin muda makin sulit untuk bertahan hidup. Cerita yang sama juga terjadi pada Penguin Gentoo yang sangat tergantung dari stok udang yang terlalu banyak diambil manusia.

Penguin Emperor, penguin terbesar di dunia juga sudah semakin berkurang ukurannya sejak setengah abad lalu. Suhu musim dingin yang lebih hangat membuat penguin ini harus bertahan dalam area es yang lebih tipis. Sudah sejak lama, lautan es mencair lebih dini sehingga banyak telur tak bisa bertahan untuk segera menetas dan menjadi penguin Emperor.

Sementara itu di pantai barat laut Semenanjung Antartika, pemanasan terjadi paling dramatis. Populasi penguin Adelie sudah turun 65 persen melewati 25 tahun terakhir.

"Tidak hanya karena makanan yang semakin jarang karena hilangnya lautan es, tetapi karena sepupunya penguin Chinstrap dan Gentoo yang menyukai panas menginvasi area ini," kata Reynolds.
sumber, Kompas 9 Januari 2008